Aksi tersebut dipicu oleh maraknya kecelakaan kendaraan roda dua yang dikemudikan warga sekitar akibat jalan licin imbas dari ceceran tanah pengerukan ke jalan aspal yang diangkut truck proyek terebut.
“Banyak warga kami yang alami kecelakaan, bahkan para pelintas di jalan ini banyak juga yang menjadi korbannya,” Terang Wintoro Ketua RW.04, kepada awak media. Minggu 26/5/2015.
Lanjut Wintoro, seharusnya pihak Kontraktor bertanggung jawab atas segala sesuatu yang kemungkinan terjadi saat melakukan pekerjaan tersebut, tidak hanya di lokasi namun juga pada segi jalan yang dilalui truck pengangkut, termasuk membersihkan ceceran tanah yang berjatuhan dijalan yang mengakibatkan jalan licin saat turun hujan, hal itu menurut Wintoro, sebaiknya agar pihak kontraktor memiliki petugas khusus untuk membersihkannya, agar jalan tersebut tidak menjadi licin pasca diguyur hujan nantinya.
“Seharusnya pihak kontraktor sejak awal pastinya sudah menghitung, atas segala kemungkinan hal-hal yang seperti ini,sudah banyak korban baru bertindak,” Ujarnya.
Masih menurut Wintoro, tercatat dalam semalam sebanyak 7 (tujuh) warga mengalami kecelakaan , Mereka (Korban_red) rata-rata tidak mampu mengendalikan sepeda motornya dan terjatuh, hal tersebut diakibatkan oleh banyaknya ceceran tanah yang tidak segera dibersihkan sehingga jalanpun menjadi licin saat terkena air hujan.
Senada, Catiman Ketua Rt.01 menuturkan, Sebanyak 3 (tiga) korban diantaranya harus dilakukan perawatan serius di ruang Unit Gawat Darurat RSUD Indramayu, bahkan salah satu korban masih berusia balita, ketiga korban luka serius tersebut yakni, Rena (30), Sinta (4), dan Rohidah (17), ketiganya warga Rt.01/04 Perumahan Nelayan Desa Karangsong Kecamatan/Kabupaten Indramayu.
“Kecelakaan semalam totalnya ada tujuh korban, namun ada tiga yang parah dan dilarikan ke rumah sakit, bahkan salah satunya masih usia balita, jelas atas insiden ini kami minta pertanggung jawaban pihak pelaksana proyek, agar bertanggung jawab,” Ungkap Catiman, Ketua Rt.01 Kepada awak media.
Pantauan lapangan, Setelah dilakukan mediasi dan tuntutan warga disetujui oleh pihak kontraktor proyek pengerukan yang disampaikan melalui lurah desa setempat, Kadirin (Balong), puluhan warga yang melakukan aksi dengan menutup jalan akses keluar masuk proyek pengerukan empang tersebut, kemudian membubarkan diri, kendaraan dan alat berat proyekpun kembali beroperasi.
“Pihak pelakasana (Kontraktor_red) sudah menyampaikan siap bertanggung jawab membiyai pengobatan para korban, dan telah menambah tim khusus sebanyak 3 (Tiga) orang, untuk membersihkan ceceran tanah di jalan yang sebagaimana dimaksud,” Jelas Kadirin, Lurah Desa Karangsong, Kepada sejumlah awak media saat ditemui di lokasi.