Serba Bingung Kalao Pake Notebook Murah

Cuplik.Com - Jakarta - Industri bersiap akan menghadapi penurunan penjualan komputer terbesar dalam sejarah. Kehadiran netbook murah dianggap mampu memberikan harapan. Tapi netbook murah bisa menjadi simalakama, bagi produsen dan konsumen. Awal bulan ini periset teknologi, Gartner merilis laporan industri PC akan mengalami penurunan pasar yang luar biasa. Gartner memperkirakan pengapalan PC akan turun 11,9% dibandingkan 2008. PC desktop yang paling parah mengalami penurunan sekitar 31,9%. Tapi notebook mini atau netbook justru akan naik. Gartner memperkirakan pengapalan akan naik 79% dari 11,7 juta unit di 2008 menjadi 21 juta unit di 2009. Meskipun popularitas netbook melonjak tajam, Gartner mengingatkan produk itu bisa menjadi simalakama karena tidak memiliki kemampuan seperti saudaranya yang lebih tua yaitu laptop. Meskipun kehadiran netbook mampu mendongkrak industri, tapi secara total netbook baru menguasai 8% pasar. Netbook memang sudah berhasil take off, tapi hanya sebagian saja karena dianggap sebagai “mainan” baru. ”Netbook bukan merupakan jawaban,” sebut Gartner dalam laporannya yang dipublikasikan kemarin. Laptop ukuran kecil dan mengkonsumsi listrik lebih sedikit, sebenarnya sudah sejak lama ada. Tapi netbook, baru melejit pada pertengahan 2008. Hal itu disebabkan mendapat keuntungan dari ekonomi yang melemah, harga yang menarik, serta marketing yang efektif, sehingga mendorong netbook sampai di puncak. Netbook termurah semacam Acer Aspire One dan Asus Eee PC oleh vendornya dibanderol mulai dari US$ 250. Tapi ada vendor yang berani menetapkan harga tinggi, seperti Sony VAIO dengan banderol US$ 900 setara dengan laptop konvensional. Secara umum netbook hanyalah sebagai pelengkap notebook atau desktop. Jika membeli netbook sebagai komputer utama, mungkin akan merasakan kekecewaan beberapa bulan ke depan. Jika hanya untuk menjalankan Microsoft Office atau berselancar di internet, netbook masih mampu. Tapi untuk menonton film dan memainkan multimedia, performanya tidak cukup. Demikian pula pemain game atau desainer grafis, netbook tidak akan mampu mengikuti kebutuhan komputasi. Pengalaman memiliki laptop dengan harga murah membuat konsumen tidak akan mau membelanjakan uangnya untuk produk yang lebih mahal. Jika netbook diposisikan bukan sebagai pengganti laptop dan desktop, dampaknya akan terus berlangsung dalam jangka panjang. Netbook telah menyadarkan konsumen, mereka bisa mendapatkan 100% komputer dengan harga semurah US$ 300. Direktur Intel Indonesia Singgih Adwiarto mengatakan tipikal pembeli komputer termasuk laptop berbeda. Processor Intel Atom yang banyak digunakan pada PC desktop dan netbook memang ditujukan untuk first buyer. Sementara konsumen yang membutuhkan performa lebih tinggi, akan memilih komputer dengan spesifikasi lebih tinggi. Apabila konsumen merasakan netbook sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan komputasinya, mereka akan membeli notebook yang lebih mahal. Singgih menolak jika hal seperti itu merugikan konsumen karena harus membeli produk dua kali. Menurutnya peralihan konsumen ke laptop yang spesifikasi lebih tinggi terjadi setelah masa netbook habis. “Life cycle komputer tiga tahun sudah terpenuhi bagi konsumen untuk berpindah ke yang lebih baru,” imbuhnya. Singgih mengatakan processor Atom yang digunakan pada netbook dan PC murah bukan down grade. Tapi Intel harus memenuhi kebutuhan yang belum terisi. “Processor adalah salah satu komponen terbesar produk komputer. Selama ini komputer dengan harga di bawah US$ 300 belum terisi. Processor Atom ini untuk memenuhi komputer di harga itu,” imbuhnya.