Akibat gizi buruk tersebut, ia pun harus dijauhi teman-temanya dan tidak bisa menikmati masa remajanya. Kondisi tersebut hanya bisa dihadapi apa adanya karena terbentur dengan ekonomi untuk berobat ke rumah sakit.
Mang Erna (55), ayah korban menjelaskan, ia hanya bisa pasrah dengan keadaan anaknya. Sementara ibunya terkena gangguan jiwa.
"Saya tidak mempunyai apa-apa dan bingung mau dibawa ke mana. Saya hanya berharap kepada pemerintah, bisa membantu kami," katanya sambil berkaca-kaca kepada cuplikcom, Senin (27/7/15).
Bapak yang sehari-hari menjadi kuli serabutan ini menjelaskan, anaknya Carwadi selain gizi buruk ia juga mengidap penyakit kusta.
"Tadinya bisa jalan, sekarang malah sudah dua bulan ambruk di kamar. Pernah disarankan dari puskesmas untuk dirujuk ke rumah sakit. Boro-boro ke rumah sakit, untuk menebus obat saja tidak bisa," keluhnya.
Tokoh pemuda desa Tugu, Robidin, meminta pemerintah Indramayu untuk membantu keluarga tersebut, pasalnya selain termasuk warga tidak mampu, korban juga sangat terbatas untuk mengakses bantuan-bantuan dari pemerintah.
"Ngapain aja pemerintah, ada warganya yang tidak mampu. Menderita gizi buruk sangat lama tidak juga diperhatikan. Kami mohon kepada pemerintah untuk segera membantu mengobati korban," kesalnya.
Hingga berita ini diturunkan belum ada konfirmasi dari pihak pemerintah terkait.