Beberapa tulisan yang dibawa oleh ketiga pemuda tersebut seperti "Goyang Mahar Indrama You", "Mahar Folitiq", "Oeang Meher - Korupsi itu Boesoek", dan tulisan simulasi cek 100 juta.
Salah satu pemeran taetrikal, Samsudin Surya asal warga desa Krasak kecamatan Jatibarang mengatakan, pihaknya mengadakan aksi teaterikal jalanan di depan Pengadilan Negri(PN) itu sendiri tak lebih memberi dukungan kepada hakim yang menyidangkan kasus dugaan mahar untuk bersikap seadil-adilnya dalam memutuskan hasil dari setiap tahap persidangannya.
"Kita berharap dengan aksi ini memberi dukungan moril secara tak langsung untuk menjalankan kasus dugaan mahar politik ini dengan seadil-adilnya," ucapnya.
Ia juga menambahkan, aksi teaterikal itu sebagai bentuk ajakan kepada masyarakat Indramayu agar melek politik dan peduli terhadap tegaknya demokrasi di Indramayu.
"Kita juga sampaikan pesan kepada generasi penerus untuk tak melakukan Mahar politik karena jelas dengan adanya ini merusak tatanan demokrasi bagi Indramayu ke depan," jelasnya.
Samsudin yakin, bahwa kasus mahar politik memang benar adanya, pasalnya ia sendiri sudah mengetahui bukti rekaman yang diperdengarkan oleh Kadiman dan sangat jelas kepada siapa saja uang tersebut mengalir.
"Kalau melihat dari bukti rekaman itu jelas, tapi kita tunggu saja bersama hasil putusan pengadilan," terangnya.
Hal senada juga dikatakan oleh pemeran lainnya, Untung, asal warga desa Puntang kecamatan Losarang, dirinya sangat mendukung apa yang telah digugat oleh Inu Danubaya terkait kasus mahar politik.
"Dugaan ini dilihat terasa tenggelam dan seolah terlupakan mengingat proses pilkada yang terus berlanjut," katanya.
Ia menegaskan bahwa proses Pilbup Indramayu 2015 agar bersih dari praktik-praktik koruptif, dan mengajak masyarakat untuk sadar dan mengikuti proses demokrasi di Indramayu.
"Jika demokrasi sehat berjalan tentu masa depan pemerintahan pun berjalan dengan baik," tandasnya.