Dalam debat tersebut, dimoderatori oleh rektor Universitas Wiralodra (Unwir), DR Ujang Suratno SH MSi, dihadiri para pendukung dari kedua Paslon, perwakilan akademisi, mahasiswa, dan tokoh masyarakat.
Debat tersebut diawali dengan penyampaian visi misi dari kedua paslon, kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan dan jawaban yang temanya sudah ditentukan dalam enam amplop.
Dinilai unggul, pasangan Tora selalu mampu menjawab dengan konkrit permasalahan serta tawaran solusi yang tepat dalam kondisi Indramayu saat ini, sementara Paslon Andi hanya unggul oleh wakilnya Supendi, itu pun terpancing dan terkesan emosional.
"Debat kemarin tampaknya gaya berkomunikasi Tora layak mendapat nilai yang tinggi, terutama pada Toto sucartono. Gaya bahasanya lebih mengarah langsung pada substantif masalah dan bersifat solutif. Ketimbang pasangan Andi yang lebih mengedepankan jargon atau misinya tanpa ada penjelasan konsep solutif," ujar akademisi rektor AMIK, Hadi Santosa, Kamis (17/9/15).
Hal itu terlihat salah satunya saat menyampaikan pertanyaan dengan tema "Menyelesaikan Persoalan Daerah", Anna Sophanah justru menanyakan hal yang sama sesuai tema dan tidak pada substansi permasalahan.
"Apabila bapak terpilih menjadi bupati, bagaimana cara menyelesaikan persoalan daerah," kata Anna.
Mendengar itu, para peserta debat sedikit ramai dan sebagaian mereka mengatakan "persoalannya apa?, apa masalahnya?"
Mendengar itu, Supendi lalu membisikan ke Anna, kemudian Anna memberikan pertanyaan terkait persoalan pertanian.
Debat pun berlangsung sekitar 2 jam lebih dan ditutup dengan statemen akhir dari masing-masing Paslon.
Untuk mengamankan acara debat tersebut, kepolisian dan TNI ikut berjaga-jaga, dan acara berlangsung aman dan damai hingga kedua paslon dan pendukungnya meninggalkan tempat.