Peringatan hari tani yang biasanya digelar setiap 24 September itu, kali ini diselenggarakan lebih maju karena terbentul Idul Adha. SPTIB mengusung tema "Percepatan reforma agraria adalah kunci menuju kesejahteraan kaum tani tuna lahan" di alas blok Cipait desa Mekarjaya kecamatan Gantar Indramayu, Senin (21/9/15).
Ketua SPTIB, Wajo mengatakan terkait hajat politik saat ini di Indramayu, pihaknya mengusung perubahan di Indramayu, karena petani ke depan harus lebih baik dan lebih sejahtera. Wajo memaparkan, Selama 15 tahun dipimpin oleh dinasti, hingga saat ini nasib petani masih terkatung-katung, apalagi bagi petani tuna lahan. Banyak program-program pertanian yang mestinya disalurkan secara benar, tapi nyatanya banyak petani belum pernah terjamah sama sekali.
"Kami butuh pemimpin yang menawarkan perubahan bukan melanjutkan. Kita sudah sepaham untuk mengusung perubahan, petani akan digerakkan untuk mengusung perubahan. Calonnya cuma 2, itu sudah jelas. Musuh kita sudah jelas, kita akan usung perubahan ke depan untuk Indramayu bangkit dan lebih baik," tegas Wajo.
Wajo menambahkan, peringatan hari tani dimaknai sebagai tantangan ke depan nasib petani harus lebih baik lagi. Reforma agraria harus dipercepat realisasinya, karena itu kunci kesejahteraan petani yang tuna lahan. Menurut Wajo, Petani itu bukan rakyat bawah, sehingga diharapkan tidak ada lagi diskriminasi dan intimidasi terhadap petani.
"Jangan pernah kita mau dibodohi lagi, selama ini selalu diintimidasi, dibohongi, dianggap benalu dan pengganggu," katanya.
Salah satu petani anggota SPTIB, Dasuki mengatakan, petani digolongkan menjadi kaum yang kecil, orang rendah, orang kecil, menurutnya itu salah besar. Pasalnya petani adalah golongan yang besar, karena tidak ada petani maka tidak akan ada pangan.
"Oleh karenanya di hari ini, kita jangan mau dianggap kecil, dan kita tetap bersatu, kompak untuk perubahan petani ke depan," tegasnya.
Dalam kegiatan itu sedikitnya aparat dari lima Polsek sekitar diturunkan untuk mengamankan acara.
Acara diisi dengan orasi dari berbagai perwakilan organisasi masyarakat dan NGO, hadir LBH Bandung, Taruna Merah Putih (TMP), Pos Bantuan Hukum Berbasis Masyarakat (PBHBM) Indramayu, Banteng Muda Indonesia (BMI) Indramayu, dan beberapa tokoh petani setempat.