Indramayu, Upaya untuk kelancaran masyarakat beraktivitas terutama para petani yang rentan dengan kebutuhan air. Balai besar Sungai Cisanggarung melakukan normalisasi sepanjang sungai cilige kecamatan kroya, sekaligus membuat senderan dengan menggunakan batu muka dengan ketinggian 2,5 meter. Sumber anggaran yang digunakan adalah dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara ( APBN) sebesar Rp.3,5 miliar.
Pekerjaan normalisasi dari Direktorat sumberdaya Air BBWSC, Melalui PT.Politama Persada. Normalisasi sungai Cilige ini menelan biaya sebesar Rp.3,5 miliar, yang sumber dari keuangan pusat yakni anggaran APBN, jumlah secara keselurahan tersebut termasuk pembuatan senderan dengan ketinggian 2,5 meter, tentunya harus dikerjakan sesuai Rencana Anggaran Belanja (RAB). Sebab kalau melenceng dari RAB tentunya akan menyalahi aturan.” Pastinya dalam RAB agar kualitas pekerjaan menjadi benar dan berkualitas,” Ujar Dadang sebagai Pengawas.
Dalam pekerjaan itu tentunya dari pihak pelaksana proyek mampu meringankan para petani yang selama ini sering kesulitan mencari air, disamping itu menjaga kredibilitas perusahaan dengan mengutamakan kualitas pekerjaan,” Kita tidak mau mendapat sorotan jelek dari pihak BBWSC atau dari PSDA Tamben Kabupaten Indramayu walaupun pekerjaan itu bukan bersumber dari PSDA Tamben.” Tambah Dadang.
Secara terpisah Kepala UPTD PSDA Tamben Kabupaten Indramayu. Udiyono,SP. Beberapa hari lalu mengatakan, rencananya seluruh saluran air di wilayah kabupaten Indramayu akan terkena noormalisasi, karena hal ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat terutama para petani. Sebab jika sunber air yang dibutuhkan oleh pateni selalu lancar maka penghasilan para petani pun akan bertambah.
Tujuan secara umum kegiatan normalisasi di daerah kabupaten Indramayu, yang dikerjakan oleh PT. Politama Persada sebagai kepanjangan tangan dari BBWSC, utamanya untuk mensejahterakan para petani jangan sampai kekurangan air pada musim tanam sadon, disamping itu bisa mengatisipasi bencana banjir, paling tidak saluran yang ada menjadi lancar. Sebenarnya kepedulian pemerintah terhadap para petani begitu tinggi bahkan cenderung mengutamakan kepentingan petani.
Selama ini para petani sangat kesulitan mencari air terutama pada saat musim gaduh, dengan semua saluran air dinormalisasi, maka para petani akan terbantyu dan tiudak kesulitan mencari air untuk area pesawahan disamping itu disaat musim hujan tidak terjadi baniir. semua tanggul sungai semuanya akan diperlebar menjadi 3 meter sehingga aktivitas masyarakat bisa menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Kebutuhan para petani bukan saja masalah air akan tetapi akses jalan pun sangat dibutuhkan, oleh karenanya apa yang diprioritaskan oleh pemerintah untuk melakukan pembongkaran bangunan liar tersebut , sebenarnya untuk kelancaran aktivitas masyarakat maupun para petani. “Percuma kalau satu sarana kebutuhan petani terpenuhi dalam hal ini air, tapi kalau kases jalan tidak mendukung sama aja bohong,” pungakas Udiyono.