Cuplik.Com - Indramayu - Para petani di Indramayu meminta pemerintah untuk tidak mengeluarkan beras impor yang saat ini sudah ada di Bulog. Pasalnya saat ini para petani sudah melakukan panen raya, sehingga menjaga harga pasca panen agar tidak anjlok.
"Bulog di Indramayu ada beras impor 4000 ton. Mohon jangan dikeluarkan sekarang, karena petani sedang panen raya", ungkap Wakil ketua KTNA Indramayu, H Sutatang, di acara Rapat Dengar Pendapat 4 Pilar Kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika) anggota MPR/DPR komisi IV, Ono Surono ST di desa Tugu kecamatan Sliyeg kabupaten Indramayu Jawa Barat, Minggu (17/04/16).
Menurutnya, hal itu dilakukan agar petani dapat merasakan hasilnya selama tanam kemarin, sehingga tidak mengalami kerugian dan harga tetap stabil.
Selain itu, ia juga meminta kepada dewan untuk menyampaikan keluhan petani tentang buruknya infrastruktur pertanian di Indramayu, ketersediaan sarana produksi pertanian seperti benih dan pupuk masih kurang, dan penanganan pasca panen yakni terkait kualitas hasil produksi dan harga gabah masih belum maksimal.
"Kami meminta agar HPP tolong dinaikan. Mohon juga Teklik (patah leher -red.) dan Tikus dimasukkan dalam undang-undang perlindungan hama tanaman," katanya.
Sementara, anggota DPR komisi IV, Ono Surono ST mengatakan bahwa permintaan terkait penundaan penyebaran beras impor memang langkah yang tepat, guna menstabilkan harga beras.
"Penanganan pasca panen beras impor khususnya di Indramayu. Saya sepakat untuk tidak dikeluarkan," kata Ono.
Terkait infrastuktur pertanian di Indramayu, Ono memaparkan, tahun ini Indramayu mendapatkan bantuan terbesar di Jawa Barat, yakni tidak kurang Rp69 milyar, khusus untuk infrastruktur pertanian.