Cuplik.Com - Indramayu, Bagi sebagian besar petani penggarap di Desa Mekarsari Kecamatan Patrol, dengan adanya rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Unit II Indramayu, akan menjadi ancaman bagi keberlangsungan hidup mereka. Pasalnya, rencana pembangunan PLTU Unit II Indramayu, akan menggerus lahan pertanian yang selama ini digarap oleh petani di desa tersebut sebagai sumber mata pencaharian mereka.
Sekitar 269,7 hektar sawah pertanian produktif di wilayah Desa Mekarsari, Patrol Baru dan Sumuradem, akan digarap oleh pembangunan PLTU Unit II Indramayu dengan kapasitas 2x1000MW.
Dikatakan oleh salah satu petani penggarap di Desa Mekarsari Kecamatan Patrol, Karsidi (50), bahwa rencana pembangunan PLTU Unit II Indramayu, tentu akan mempersempit lahan pertanian produktif. Termasuk lahan pertanian yang saat ini tengah digarap oleh dirinya.
"Kalau PLTU jadi dibangun disini maka itu akan mempersempit lahan pertanian. Saya sendiri tidak setuju jika ada pembangunan PLTU, karena kalau jadi dibangun bingung mau menyewa lahan dimana lagi," terang Karsidi kepada Cuplik.com, Rabu (18/5).
Ia juga menambahkan jika saat ini lahan pertanian sudah semakin berkurang, terlebih dengan kehadiran rencana pembangunan PLTU Unit II Indramayu.
"Ini saja kami kesulitan untuk menyewa lahan, apalagi nanti ada PLTU. Kami tidak tahu kalau jadi dibangun mau menyewa lahan kemana lagi," terangnya.
Kehadiran PLTU Unit I Indramayu yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya, dengan kapasitas 3x330 MW, dianggap sangat berdampak buruk bagi masyarakat sekitar, bahkan sama sekali tidak menaikkan derajat ekonomi serta kesejahteraan warga.
Dengan semua fakta tersebut, bukan malah mengurangi penggunaan batu bara, akan tetapi saat ini, pemerintah kembali merencanakan pembangunan PLTU unit II Indramayu, dengan kapasitas 2x1000 MW, diatas lahan 269,7 hektar di wilayah Desa Mekarsari, Patrol Baru dan Sumuradem, dimana persis disebelah timur PLTU unit I.
Sementara itu, sebelumnya disampaikan salah satu pemilik lahan di Desa Mekarsari Kecamatan Patrol, yang menolak kehadiran PLTU, Muhaimin (46), pihaknya meyakini bahwa kehadiran PLTU unit II yang akan datang, akan berdampak buruk bagi lingkungan serta masyarakat sekitar lokasi.
"Kita bisa mengacu atau melihat kepada PLTU I Sumuradem, itu sangat berdampak pada lahan pertanian bahkan yang berjarak ratusan meter dari lokasi, yang dimana produktifitasnya menurun drastis sejak kehadiran PLTU," terang Muhaimin.