Kreasi yang dibuat oleh SBMI berbentuk pesawat terbang dengan tujuan bertuliskan "Indramayu-Taiwan", hal itu menunjukkan pesan terkait lemahnya lapangan pekerjaan di Indramayu.
"Semoga dengan kegiatan ini, purna TKI tidak lagi malu untuk tampil di masyarakat," ujar ketua SBMI Indramayu, Juwarih.
Kegiatan halal bihalal dengan mengangkat tema "Menjaga Kearifan Budaya Lokal dalam persepektif Islam". Bertujuan untuk; pertama Mempringati Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1437 H. Kedua Menjaga Kelestarian Budaya Lokal dan Memupuk kembangkan Kratifitas seni masyarakat Desa Krasak. Dan Kegiatan Halal Bi Halal ini bermaksud untuk 1. Menjalin Silaturahmi Warga Desa Krasak. 2. Memperkokoh kekompakan dan solidaritas masyarakat.
Tradisi Karnaval membuat kreasi hias dan parade tradisi kesenian lokal seperti ini di Desa Krasak sudah berjalan puluhan tahun. Artinya hampir setiap tahun masyarkat Desa Krasak dengan cara mengadakan tradisi karnaval sebagai ajang untuk bersilaturahmi.
Kuwu Desa Krasak, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, Wardono mengatakan kegiatan halal bi halal ini di awali dengan Karnaval kreasi kendaraan hias dan parade kesenian tradisional serta di akhiri dengan pengajian akbar.
"Saya sangat bangga atas kekompakan dan partisipasi warga, yang sudah rela meluangkan waktunya, tenaga pemikiran serta materi demi untuk mensukseskan dan memeriahkan kegiatan ini. Saya mengucapkan terimakasih kepada panitia penyelenggara, sehingga kegiatan tersebut bisa terlaksana dan berjalan lancar," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Penyelenggara Halal Bi Halal, Nurullah (25) mengatakan kegiatan Karnaval ini yang terdata oleh panitia sebanyak 37 jenis aneka kendaraan hias,dan 6 kelompok musik trasisional. Kegiatan pada tahun ini lebih meriah dan ramai dari pada tahun lalu.
Dibuktikan semakin banyak pesertanya peserta aneka jenis kreasi hias, tahun yang lalu peserta kendaraan hias tercatat hanya 25 jenis.
Karnaval ini yang dilaksanakan merupakan kegiatan rutin tahunan, dikemas sebagai ajang silaturahmi dan persatuan warga Desa Krasak.
"Karena dengan berkumpul dan bertatap muka, kami yakini mampu membangkitkan rasa patriotisme kedaerahan dan fanatisme keagamaan yang berpadu dengan inspirasi lokal. Ini dapat menggairahkan semangat pemberdayaan dan pembangunan desa," pungkasnya.