WASHINGTON: Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Jumat (20/3), merilis sebuah video seruan kepada Iran yang menawarkan ”babak baru” dalam hubungan kedua negara. Obama menyatakan ingin mengakhiri permusuhan mereka dan memulai kerja sama.
Video itu dirilis dengan teks bahasa Parsi dan bertepatan dengan festival Nowruz, perayaan menyambut datangnya musim semi di Iran. ”Maka, di masa permulaan baru ini, saya ingin berbicara jelas kepada pemimpin Iran,” kata Obama.
”Kita memiliki perbedaan serius yang tumbuh seiring waktu. Pemerintahan saya saat ini berkomitmen terhadap diplomasi untuk menangani beragam isu di hadapan kita dan mengupayakan hubungan konstruktif antara AS, Iran, dan komunitas internasional,” ujarnya .
Ini adalah awal yang keras bagi Barack Obama. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pernah mengkritik Obama sebagai kelanjutan kebijakan mantan Presiden George W Bush.
Pemerintahan Obama menunjukkan keterbukaan terhadapkontak diplomatik dengan Iran. Kedua negara tidak memiliki hubungan diplomatik sejak tahun 1980. AS memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran selama krisis penyanderaan 52 diplomat AS oleh kelompok mahasiswa garis keras Iran di Kedutaan Besar AS di Teheran selama 444 hari tahun 1979-1981. Hubungan kedua negara memburuk akhir-akhir ini karena program nuklir Iran.
Obama memperingatkan bahwa langkah itu tidak akan berhasil di bawah ancaman. ”Kami mencari keterlibatan yang jujur dan berlandaskan saling menghormati,” katanya .
AS, lanjut Obama, menginginkan Iran berada di tempat yang tepat di komunitas internasional. ”Anda memiliki hak, tetapi juga tanggung jawab. Tempat (di komunitas internasional) tidak bisa diraih dengan teror senjata, tetapi tindakan damai,” ujarya .
Potensial
Dengan langkah itu, Obama mengakui Iran sebagai mitra potensial untuk negosiasi. Rekaman video tersebut juga secara implisit mengakui bahwa Iran adalah pemain kunci dalam isu panas bagi AS, termasuk bagaimana AS keluar dari Irak, upaya AS melumpuhkan Taliban dan Al Qaeda, serta kemajuan proses perdamaian di Timur Tengah.
Di Teheran, penasihat presiden, Ali Akbar Javanfekr, mengatakan, Iran menyambut baik uluran perdamaian AS. Namun, Iran mendesak agar kata-kata itu diwujudkan dalam langkah konkret untuk memperbaiki kesalahan di masa lalu.
”Pemerintahan AS harus mengakui kesalahan mereka di masa lalu dan memperbaikinya. Dia (Obama) jangan hanya berkata- kata, tetapi harus bertindak. Jika Obama mau bertindak, Iran tidak akan memalingkan muka,” kata Javanfekr.