Indramayu - Program perbaikan di sektor pertanian khususnya wilayah Indramayu terus ditingkatkan, baik infrastruktur, bantuan alsintan maupun upaya peningkatan produksi. Namun, hingga saat ini perkembangannya masih dinilai jauh dari tujuan semestinya, terutama terkait irigasi yang menyediakan air baku untuk lahan pertanian.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Serikat Pejuang Tani Indramayu Barat (SPTIB), Wajo. Menurutnya, Indramayu yang mempunyai luas lahan produktif pertanian terluas di Jawa Barat, tentunya akan dijadikan daerah prioritas dalam mensukseskan program kedaulatan pangan nasional sesuai dengan tujuan Nawacita pemerintahan Kabinet Kerja Jokowi-JK 2014-2019.
"Akhir-akhir ini banyak sekali proyek-proyek irigasi untuk mengairi lahan pertanian di Indramayu, namun sepertinya masih belum menyentuh pada kebutuhan air yang sesungguhnya untuk sawah-sawah petani," ungkapnya, Rabu malam (24/8/16).
Ia mengungkapkan, hingga saat ini, petani masih mencari bahkan membeli, petani juga masih memompa air secara manual dengan mengeluarkan biaya operasional yang tidak sedikit.
"Lalu apa gunanya banyak proyek irigasi itu?jika kondisinya masih seperti ini, apa saking boboroknya infrastruktur pertanian di Indramayu, atau apanya," katanya.
"Kami meminta kepada semua pihak untuk menseriusi masalah ini, ikut mendorong kepada pihak terkait agar lahan produktif pertanian yang seluas 117 ribu hektar di Indramayu ini bisa diairi secara maksimal," imbuhnya.
Ia menjelaskan, kondisi demikian juga diakui oleh Kepala Dinas Pertanian dan Perternakan Kabupaten Indramayu, Firman Muntako, yang mengatakan bahwa 60 persen infrastruktur pertanian di Kabupaten Indramayu mengalami kerusakan, hanya baru sekitar 20 persen yang baru diperbaiki.
"Kata kepala dinas, dari 26 sungai saluran irigasi di Indramayu, hanya sekitar 20 persen atau 5 sungai saja yang sudah diperbaiki pemerintah pusat. Padahal, sebagian besar saluran induk, sekunder, dan tersier mengalami pendangkalan, sedangkan tanggul-tanggul juga rapuh," paparnya.
Padahal, lanjutnya, Indramayu sudah sering dikunjungi langsung oleh menteri Pertanian, Amran Sulaeman sebanyak empat kali.
"Beliau (Menteri Pertanian, red.) bilang sendiri bahwa Indramayu sudah dibantu untuk proyek irigasi tersier," jelasnya.
Sementara itu, Anggota DPR RI komisi pertanian (komisi IV), Ono Surono ST, terkait infrastruktur irigasi pertanian di Indramayu, Ia mengatakan, infrastruktur pertanian serta jalur irigasi, baik sekunder maupun tersier, belum siap secara penuh untuk dilalui aliran air dari waduk Jatigede yang saat ini akan beroperasi.
"Harus ada sinergitas dan koordinasi dari semua pihak yang berwenang termasuk BBWS dan pemerintah daerah, agar bagaimana infrastruktur pertanian dan irigasi segera dilakukan perbaikan, bila perlu melakukan penambahan jalur irigasi," ucapnya.
Diungkapkan, tidak kurang dari 70 triliun rupiah anggaran yang digelontorkan oleh pemerintah pusat untuk meningkatkan produktifitas pertanian di Indonesia. Hal tersebut sejalan dengan tujuan dari program kedaulatan pangan yang digagas pemerintahan presiden Joko Widodo.
"Dari mulai petani, pemerintah daerah dan kepolisian serta TNI, harus bersama-sama mengawasi pelaksanaan program pertanian. Karena selama ini banyak terjadi penyelewengan bantuan pertanian oleh oknum tertentu," tandasnya.