Salah satu pengurus GPI, Jumaroh mengatakan, gerakan ini bertujuan untuk mengurangi beban masyarakat dhuafa dengan berbagi nasi bungkus sebelum menjelang waktu shalat Jumat tiba.
"Bagi-bagi nasi bungkus ini mungkin kecil nilainya bagi kita yang mampu dan berkecukupan, tapi bagi mereka yang membutuhkan ini sangat berarti", jelasnya saat ditemui cuplik.com.
Selain itu, salah satu tim GPI yang di Hongkong Dede, saat dihubungi via Telpn menambahkan, pembagian nasi bungkus tersebut sebagian hasil uang dari pengembangan dalam bentuk Usaha Kelompok Masyarakat (UKM).
"Nah, karena UKM ini bagian dari tim GPI, makanya uang penghasilan dari abon trasi, ikan asin, abon cabe dan mie lidi, yang di jual di Hongkong dan Taiwan, sebagian saya sodaqohkan untuk membeli nasi bungkus", ujarnya saat dihubungi melalui seluler.
Selain berbagi makan siang, pengurus GPI yang terjun membagikan makanan tersebut juga mengajak dan mengingatkan tukang becak untuk bersama-sama menunaikan shalat Jumat, di sekitar pangkalan becak Desa Jumbleng - Losarang.
Warlam (49), salah satu tukang ojek beca dirinya ia mengatakan merasa senang dan sangat berterima kasih, terhadap gerakan GPI yang ada di Indramayu ini.
"Kami selaku tukang ojek mengucapkan terima kasih kepada tim GPI, yang telah mengasihkan makanan berupa nasi kuning ini. Semoga Allah melimpahkan lebih banyak rezeki terhadap kalian", ujarnya.
Mereka para TKI migran asal Indramayu yang tergabung dalam Gerakan Peduli Indramayu (GPI) ini, sebuah gerakan yang berusaha menggugah rasa kepedulian, kedermawanan, dan semangat berbagi kepada sesama di Hari Jumat. Gerakan pembagian nasi bungkus yang dilakukan GPI ini, rencananya akan dilakukan secara konsisten setiap hari Jumat. Agar jiwa kedermawanan dan kepedulian masyarakat Indramayu semakin terasah dan meningkat setiap minggunya.