Juariah (39) warga asal Desa Sukadana Blok Karang Moncol RT 007/ RW 003, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Juariah tiba di kampung halamannya di Indramayu, bersama keluarganya datang di Indramayu pada Minggu (22/1/17) dini hari. Ia dijemput langsung oleh keluarganya dengan didampingi pengurus Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI).
Juariah dengan didampingi Staf Teknis Ketenagakerjaan KJRI Jeddah, Hertanto Setyo tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Sabtu, 21 Januari 2017 sekitar pukul 14.30 WIB menggunakan pesawat Saudi Airline. Kemudian pihak KJRI dengan didampingi dari Staf Direktorat PWNI dan BHI Kementrian Luar Negeri RI dan BNP2TKI serah terima Juariah dengan keluarga dan SBMI.
Orang tua Juariah, Mastara mengaku merasa bahagia karena Juariah bisa berkumpul dengan keluarganya, anaknya yang hampir 20 tahun menghilang, kini bisa melihat wajahnya kembali.
"Saya tidak bisa menahan jatuhnya air mata kebahagian ini, saya bangga dan senang akhirnya bisa bertemu lagi dengan anak saya," ungkapnya sambil terisak.
Juariah pun tak bisa menahan tangis, meski beberapa wajah saudara-saudaranya hampir lupa, namun hampir 20 tahun silam ia masih ingat akan keluarga di kampung halamannya tersebut.
"Saya sangat bahagia akhirnya bisa melepas rasa kangen saya dangan ibu kandung saya, kedua orangtua angkat saya dan keluarga saya walaupun saya yang hampir 20 tahun tidak ketemu," kata Juariah.
Kepulangan Juariah berkat pendampingan dari SBMI Indramayu itu sebelumnya mampir ke kantor Dewan Pimpinan Nasional Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) di Jalan Pengadegan Utara I Nomor 01B RT 08/RW 06, Pancoran, Jakarta.
Ketua SBMI Indramayu, Juwarih mengatakan, TKI Juariah adalah salah satu bukti bahwa sangat perlu adanya perlindungan sejak dini di daerah untuk para TKI yang akan ke luar negeri.
"Banyak belajar dari peristiwa Juariah ini. Baik soal bagaimana caranya mendapatkan hak dari majikan, sampai pada meminta pertolongan atas kondisinya di sana," jelas Juwarih.
Diketahui, Juariah menjadi TKI di Arab Saudi sejak tanggal 18 Juni 1997, keberangkatannya ke Arab Saudi direkrut oleh PT Bughsan Labrindo, Jakarta dan Agency Badawood Lil Istiqdam di Jedah. Juariah bekerja di majikannya yang bernama Khalod Muhamad Alusaini.
Pada Kamis 5 Januari 2017, tim perlindungan warga negara Indonesia Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah berhasil menemukan Juariah di Distrik-Al Qaim di daerah Taif, yang berjarak 200 km dari KJRI Jeddah. Juariah ditemukan di sebuah acara undangan pernikahan.
Pada Senin 9 Januari 2017, Juariah menerima sisa gajinya sebesar 131.400 riyal atau senilai Rp459.900.000. Uang tersebut akan digunakan Juariah untuk membuka toko dan membeli sawah.