Sepekan ini, harga emas sempat mengalami kenaikan atas adanya permintaan lindung nilai (hedging) terhadap kenaikan harga konsumen. Harga tertinggi pun terjadi pada Kamis (19/3) lalu. Saat itu, harganya sempat menyentuh level US$ 961,51, posisi harga tertinggi sejak November 2008. Tapi, sebelum dan sesudahnya, harga emas seperti ‘yo-yo’, naik turun.
Reli harga emas itu terjadi menyusul aksi The Federal Reserve (The Fed) mengumumkan akan membeli sekitar US$ 1,15 triliun obligasi untuk memangkas biaya pinjaman dan menggenjot likuiditas sistem perbankan. Rencana ini melemahkan nilai tukar dolar AS dan meningkatkan kemungkinan inflasi. Investor pun berbondong-bondong mencari investasi safe heaven.
“Melemahnya dolar AS dan keputusan The Fed memicu adanya spekulasi akan terjadi inflasi. Kedua faktor tersebut sangat mendukung terhadap (naiknya) seluruh harga barang komoditas, terutama untuk emas,” jelas Tobias Merath, Head of Commodity Research Credit Suisse Group di Singapura.
Komoditas logam lainnya juga terpantau mengalami peningkatan. Menurut laporan Blommberg, emas ditransaksikan pada kisaran $958.000 per ounce atau terpeleset sebesar 0,800 poin atau anjlok 0,08 persen. Di pasar futures NYMEX, untuk transaksi April dilepas pada kisaran $958.80 per ounce atau tertekan $69.70.
Transaksi kurs dolar AS pada perdagangan Kamis (19/3) sangat fluktuatif. Bloomberg melaporkan dolar AS diperdagangkan mendekati level terendah dalam dua bulan terhadap euro setelah The Fed mengatakan akan membeli obligasi bertenor panjang senilai US$300 miliar, sehingga memicu spekulasi bahwa bank sentral itu menekan nilai mata uang AS.
Diprediksi, indeks dolar berpeluang turun memasuki hari kedelapan. Jika itu terjadi, maka inilah yang terlama dalam setahun, terhadap mata uang sejumlah mitra dagang utamanya.
Padahal, sebelum pengumuman The Fed, harga emas menurun US$27,70 atau 3% menjadi sekitar US$889,10 per ounce, penurunan terbesar untuk kontrak teraktif sejak 12 Januari. Harga emas tertekan terutama dari faktor reli bursa global yang terdorong oleh peningkatan saham finansial.
Namun, akhir pekan ini, pergerakan dolar yang berbalik menguat, memberi tekanan yang cukup signifikan bagi emas. Selain itu, rilisnya laporan mengenai turunnya permintaan akan perhiasan di dunia pada bulan Februari lalu sebesar 100 ton, turut menekan harga emas.
Emas spot malam ini turun US$8,97 (0,9%) menjadi US$950,88 per troy ons. Sedangkan emas untuk bulan April melemah 0,5% menjadi US$953,90 per troy ons. Kondisi pelemahan ternyata juga melanda komoditi logam lainnya seperti perak yang turun 0,3% menjadi US$13,545 per troy ons, platinum melemah 0,8% menjadi 1US$.117,75 per troy ons dan paladium melemah 0,7% menjadi US$204,50 per troy ons.
Pergerakan harga emas masih berpotensi tertekan. Investor diperkirakan melakukan aksi ambil untung setelah kemarin sempat bullish ke level tertinggi setelah dolar AS melemah.