Salah satu petani Desa Tanjakan, Warlim (45) mengatakan, ombak yang mengikis daerah persawahan milik dirinya sudah hilang akibat terkikis abrasi.
"Dalam kurun satu tahun saja abrasi mengikis tanah sawah hingga 20 meter," ujarnya, Sabtu (01/04/17).
Dia menjelaskan, dari tahun 1995 dirinya masih memiliki tanah sawah sekitar lima hektar luasnya, tetapi dengan kondisi abrasi yang sangat ganas dalam kurun sepuluh tahun sawah miliknya hilang terkikis abrasi.
"Dalam kurun kurang lebih 15 tahun sawah saya hilang termakan abrasi ombak pantai," tandasnya.
Dari data yang dihimpun cuplikcom dilapangan, dua kecamatan yakni Karangampel dan Krangkeng wilayah terparah terkena dampak abrasi.