Kepala Bulog Sub Divre Indramayu, menuturkan dari penurunan jumlah RTS pasokan beras untuk penerima raskin juga otomatis berkurang.
"Kalau tahun lalu jumlah yang disalurkan beras raskinya diangka 2.600 ton tahun ini menurun di angka 2.450 ton saja," ujar Asep Bukhori kepada cuplikcom, Rabu (12/04/17).
Asep mengatakan, kalau harga per kilogram masih tetap dengan harga Rp 1.600 dan per RTS mendapatkan masing-masing 15 kilogram.
Ia menjelaskan, jika sebelumnnya kewenangan tanggung jawab adalah Bagian Perekonomian Setda Indramayu dengan adanya perubahan SOTK baru, kini raskin dalam tanggung jawab Dinas Sosial (Dinsos), selain itu pihaknya mengakui ada keterlambatan.
"Penyaluran raskin memang mengalami keterlambatan. Selain keterlambatan aturan dari pusat, juga karena adanya perubahan kewenangan SOTK di Indramayu," tuturnya.
Terpisah, Kabid Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial Kabupaten Indramayu mengatakan, kondisi terlambatnya turun pasokan bukan hanya dialami di Indramayu tapi dialami di kota di derah lainnya.
"Memang benar terlambatnya pasokan raskin mengalami keterlambatan, tetapi kondisi ini terjadi bukan hanya di Indramayu saja tetapi dialami oleh kota dan kabupaten lain juga," ujar Edy Santoso saat ditemui diruangan kerjanya.
Edy menerangkan, terlambatnya penyaluran raskin juga disebabkan adanya perubahan susunan organisasi dan tata kerja (SOTK) pada awal Januari 2017.
"Harapan kami, dalam bulan Mei nanti, raskin sudah normal. Artinya, raskin bulan Mei ya bisa disalurkan pada bulan itu juga," tutup Edy.
Sebelumnya, penyaluran raskin bulan Januari baru dilakukan bulan Maret membuat warga resah.