Hal tersebut diperkuat dengan beberapa pembangunan jalan yang ada di Kabupaten Indramayu Jawa Barat, kwalitas jalan yang baru dibangun namun rusak kembali.
Hal tersebut diungkapkan, Djaja, Ketua GNPK-RI Kabupaten Indramayu, ia mengatakan, dengan banyaknya pembangunan infrastruktur jalan pada anggaran tahun 2016 rata-rata kwalitas bangunannya buruk.
"Terlihat beberapa jalan yang baru dibangun seperti jalan beton banyak yang retak-retak dan jalan hotmix yang rusak meski baru dibangun belum lama," ujarnya kepada cuplikcom, Sabtu (29/04/17).
Dia menilai, hal tersebut sudah jelas terindikasi banyaknya penyelewengan, yang diduga kuat para oknum pelaksana proyek bekerja dengan asal-asalan tanpa memperhitungkan kwalitas.
"Kwalitas jalan beton dan hotmixnya diragukan pasalnya banyak jalan yang baru saja dibangun sudah rusak," tukasnya.
Dirinya menjelaskan, pihak penegak hukum jangan ragu mengusut dugaan penyelewengan tersebut.
"Karena bagaimanapun pekerjaan yang menggunakan uang negara harus dipertanggung jawabkan, kalau seperti ini kejaksaan tinggi harus bertindak tegas," pungkasnya.
Lanjut Djaja, pihaknya mendesak, tindak segera oknum kontraktor nakal dan oknum pegawai dinas terkait yang diduga kuat bermain untuk memuluskan pekerjaan.
"Dinas dinilai bekerjasama dengan kontraktor sehingga dinas yang terkait tutup mata," tandasnya.
Ia menambahkan, bahwa dilokasi proyek pada umumnya tidak dipasang papan proyek sehingga masyarakat tidak tahu.
"Anggaran darimana, anggarannya berapa, dan siapa penyedia jasanya.
Pihak kontraktor ada indikasi sengaja tidak memasang papan proyek agar anggarannya tidak di ketahui masyarakat," tegasnya.
Dia mengaku, pihak gnpk-ri sudah beberapa kali memeberikan surat konfirmasi dan klarifikasi kapada dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Indramayu terkait hal tersebut namun tidak ada jawaban tertulis maupun lisan.
Diketahui sebelumnya, banyak dugaan penyelewengan dalam pelaksanaan proyek jalan hotmix maupun jalan betonisasi.