TKI tersebut bernama Kaeriyah (46) binti Erman, asal Blok Widara Rt. 06/02 Desa Tegalmulya Kecamatan Kerangkeng Kabupaten Indramayu Jawa Barat.
Hal tersebut diketahui saat ayah Kaeriyah, Erman (67) didampingi adik korban, Liyatun (31) mengadukan ke Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Indramayu pada Selasa (13/6/17).
Ayah korban, Erman (67), yang sudah di ujung usia itu berharap kepada presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk segera menemukan anaknya dan membawanya pulang ke Indramayu. Pasalnya selama 11 tahun pihak keluarga sangat menunggu cemas keadaan anaknya di Arab Saudi.
"Pak Jokowi, tolong pulangkan anak saya dan pertemukanlah saya dengan anak saya," keluh Erman dengan nada lirih sedikit berkaca-kaca.
Kesedihan makin pecah termasuk adiknya Liyatun ketika Erman menceritakan semua usaha yang telah dilakukan sebelumnya, Erman teringat saat 2010 ia sering bolak balik ke Jakarta untuk mendatangi kantor PJTKI dan kantor Kementerian Tenaga Kerja untuk mengadukan permasalahan anaknya, namun usahanya masih belum berhasil.
Adik korban, Liyatun (31) menceritakan kronologis permasalahan yang dialami kakaknya di Arab Saudi, hingga saat ini pihak keluarga masih kehilangan kontak. Ia pun menyodorkan beberapa dokumen yang masih tersisa terkait kakaknya Kaeriyah.
Keariyah, pada Desember 2006 direkrut oleh PT. Alhijaz Indojaya yang beralamatkan di Jl. Dewi Sartika No. 239 A Cawang - Jakarta Timur, dengan Agency bernama Al-Arfag beralamatkan di Lic. No. 408 Dammam - Arab Saudi.
Kaeriyah bekerja pada majikan bernama Mubarok Yusuf Al Rojin, No. ID. 100405893 beralamatkan di Dammam - Arab Saudi. Dengan gaji RSA 600/bulan.
Terhitung sejak akhir Desember 2006 hingga saat ini Keariyah bekerja pada majikannya kurang lebih sudah 11 tahun. Selama 11 tahun bekerja, Keariyah baru satu kali berkomunikasi dengan pihak keluarga dan satu kali kirim uang sejumlah Rp7 juta.
"Kakak saya pada waktu telepon mengeluh atas perlakuan majikannya yang kurang baik pada kakak saya, seperti tidak dibolehkan memiliki HP, menahan kepulangannya, dan majikan susah untuk memberikan gaji," ungkap Liyatun.
Ketua SBMI Indramayu, Juwarih mengatakan, pihaknya merasa empati dan berjanji akan berusaha untuk membantu mencari keberadaan Keariyah dengan membuat pengaduan ke Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan instansi lain secara langsung di Jakarta.
"Alhamdulillah KBRI di Riyadh Arab Saudi, selama ini selalu merespon pengaduan dari pihak kami, semoga saja KBRI Riyadh cepat menemukan Keariyah, apalagi permasalahan ini didukung dengan dokumen yang lengkap," tandasnya.