Cuplik.Com - Indramayu - Forum Pemuda Nelayan Indramayu (Forpeni) menggelar silaturahmi dan temuwicara bersama masyarakat petani tambak, petani garam serta nelayan di Desa Cemara Wetan Kecamatan Cantigi Kabupaten Indramayu, yang dihadiri oleh Ridwan Kamil, Minggu (23/07/17).
Hadir juga Camat Cantigi, Hamami; Ketua Harian FORPENI, M Dahroni SPd; Kuwu Desa Cantigi Kulon, Ato Suswanto; Kuwu Cemara Wetan, Zaenudin S.Pd; Bendahara DPD KNPI Indramayu, Martoni SH MH; Ketua PD AMRI Indramayu, Zaenal Arifin; Sekjen FORPEKA, Romli Praji; Kapolsek Cantigi serta masyarakat setempat.
Sekjen Forpeni, Rofiqul Anwar menjelaskan, kegiatan silaturahmi dan temuwicara ini digelar untuk menjaring aspirasi-aspirasi nelayan, dengan problema yang saat ini banyak di rasakan oleh para nelayan sekitar.
"Salah satunya terkait masih tradisionalnya alat tangkap yang masih belum punya kekuatan atau landasan hukum yg jelas serta mengikat dan juga problema hasil tangkapan nelayan yang semakin menurun drastis menjelang musim kemarau," Ungkapnya.
Dari aspirasi-aspirasi ini, lanjut Rofiqul Anwar, pihaknya akan mematangkan menjadi sebuah rekomendasi-rekomendasi dari para nelayan yang akan di sampaikan kepada pemerintah.
"Kami sengaja menggandeng Ridwan Kamil di kegiatan ini, karena kami yakin Ridwan Kamil adalah sosok yang tepat untuk memberi motivasi kepada para nelayan-nelayan, para petani tambak serta pada petani garam, agar bagaimana kemudian mereka mampu bersaing di bidang masing-masing dalam menghadapi tuntutan global Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)," Paparnya.
Menurutnya, selain Ridwan Kamil sebagai sosok motivator, pihaknya juga menilai Ridwan Kamil sebagai fasilitator, agar aspirasi-aspirasi nelayan bisa terdengar dan tersampaikan langsung ke pihak terkait.
Sementara, Sekjen SNI (Serikat Nelayan Indonesia), Budi Laksana mengungkapkan, pantura agar menjadi wilayah strategis dan diperhatikan, dari sektor pertanian dan nelayan, karena menjadi aset-aset ekonomi yang bisa dikembangkan.
"Seperti masalah nelayan di wilayah Cantigi ini misalnya, tentang harga rumput laut yang turun, agar kedepan juga bisa dikembangkan dari budidaya hingga pemasaran dan harganya," jelasnya.
Selain itu, lanjut Budi, perempuan yang merupakan istri nelayan, perlu juga di pikirkan, agar bisa di berdayakan.
"Ketika suaminya melaut, istrinya kan bisa bekerja di sektor kelautan juga, membuat ikan asin dan sebagainya," tandasnya.