Sejumlah wartawan sedang berkumpul usai meliput aksi mahasiswa UIN Banten yang berakhir ricuh. (cuplikcom/titiknol)
Cuplikcom - Serang - Aksi kekerasan polisi terhadap wartawan yang sedang bertugas kembali terjadi di kota Serang Banten. Pengurus Ikatan Wartawan Online (IWO) provinsi Banten mengecam aksi kekerasan tersebut.
Ketua IWO provinsi Banten, Teguh Mahardika menilai pemukulan yang disertai nada ancaman aparat kepolisian terhadap wartawan merupakan bentuk intimidasi terhadap kerja jurnalis.
"Wartawan dalam bertugas dilindungi oleh undang-undang. Kasus ini menambah panjang daftar aksi kekerasan terhadap wartawan yang patut kita sesalkan," ujarnya, Sabtu (21/10/2017).
Teguh menegaskan agar Kapolres Serang memberikan sanksi tegas kepada para oknum aparat keamanan yang diduga terlibat dalam aksi kekerasan ini.
"Kita juga meminta kepada kapolres dan siapapun untuk menghentikan aksi kekerasan kepada wartawan," ujarnya.
Atas kejadian tersebut, Panji sudah melaporkan kasus ini ke Propam Polda Banten.
Diketahui, insiden itu terjadi saat mahasiswa melakukan aksi refleksi tiga tahun kepemimpinan Jokowi - JK di Jalan Jenderal Soedirman, Ciceri, Kota Serang, Jumat (20/10/2017), tepat di depan Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanudin Banten.
Bentrok mahasiswa dan aparat terjadi ketika mahasiswa berupaya menutup jalan pada pukul 17.45 WIB. Saat itu aparat membubarkan paksa.
Di saat kisruh itu, Panji Romadon, wartawan Banten Pos diciduk anggota kepolisian.
Panji telah memperlihatkan kartu pers kepada anggota kepolisian yang menciduknya dari kerumunan massa. Bukannya dilepaskan, Panji malah dipukul bahkan ada oknum aparat kepolisian yang mengucapkan kalimat bernada ancaman terhadap dirinya.