Acara diskusi tematik Lakpesdam NU Indramayu (cuplikcom/ist)
Indramayu - Dalam rangka upaya mewujudkan desa inklusi, Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Nahdlatul Ulama (NU) Indramayu melakukan pemberdayaan terhadap perempuan untuk menjadi kader penggerak desa inklusi, agar ikut serta dalam mengkampanyekan inklusi sosial, dan terlibat aktif dalam proses pengambilan kebijakan di desa.
"Perempuan atau para ibu-ibu di desa harus mulai berperan aktif dalam pembangunan di desanya, minimal mereka tahu dan sadar hal apa saja yang perlu digerakkan sebagai upaya untuk membangun desa," ujar ketua Lakpesdam NU Indramayu, Edi Fauzi usai menggelar acara diskusi tematik dengan tema "Kader Perempuan Inklusi" di desa Krimun kecamatan Losarang Indramayu Jawa Barat, Jumat (20/10/2017).
Menurutnya, perempuan khususnya di Indramayu, harus menyadari pentingnya ikut terlibat dalam setiap program-program yang ada di desa, pasalnya dengan begitu maka perempuan akan bisa mandiri dan tidak akan terjadi hal-hal yang sifatnya diskriminatif ataupun subordinat.
"Perempuan bukan hanya menjadi IRT saja, tapi juga bisa terlibat aktif dalam pembangunan desa. Sehingga perempuan tidak lagi dianggap oleh masyarakat sebagai kaum yang terekslusi, yang hanya ngurusi masalah dapur sumur dan kasur," jelasnya.
Salah satu pemateri perempuan dalam acara tersebut, Rini, keterlibatan perempuan dalam pembangunan desa, bisa dilakukan dengan ikut serta mendorong pemerintah desa untuk meningkatkan pelayanan dasar masyarakat.
"Misalnya pelayanan soal kesehatan, hak mendapatkan bantuan sosial dan pendidikan, hak mendapatkan kartu identitas, dan lain-lain," katanya.
Selain itu, Rini juga menambahkan, perempuan bisa berpartisipasi aktif dalam hal peningkatan ekonomi di desa.
"Bisa nanti membentuk kelompok untuk membuat usaha sesuai dengan potensi yang ada di desa," tandasnya.