Provinsi yang terletak di paling ujung Pulau Sumatera ini sejak lama terkenal rempahnya. Tengok saja lembaran sejarah, para pedagang asal India, Arab, Siam, hingga penjajah Belanda pernah singgah di kota berjuluk Serambi Mekkah ini dan tertarik pada pesona kekayaan rempahnya.
Bagi Anda yang tinggal di Ibu Kota, kekhasan hidangan Aceh nan gurih dan kaya rempah hadir di restoran La Table Hotel Ibis Arcadia Jakarta sejak awal Maret ini. Pengunjung restoran yang terletak di lobby level hotel itu dapat memesan menu masakan Aceh seharga Rp25.000 per porsi.
"Tersedia tiga pilihan, yaitu mi aceh, gulai ikan kepala kakap khas Aceh, dan soto aceh. Saya memilih tiga menu tersebut karena paling populer, banyak digemari, mudah, dan bahannya mudah didapat di sini (Jakarta)," ucap sang peracik menu, Sous Chef R Daru Sulistiono.
Daru berupaya mempertahankan cita rasa kuliner Aceh dalam ketiga menu tersebut. Kendati ada segelintir bumbu khas seperti ganja yang tidak boleh dipakai. Padahal, aslinya penduduk Aceh memang kerap mencampurkan daun ganja sebagai penyedap masakan. "Sebagai pengganti daun ganja, kami menggunakan lebih banyak herbs (rempah)," ujarnya.
Masakan Aceh dikenal pedas dan berbumbu. Rasa pedas bisa didapat dari bubuk paprika maupun cabai. Adapun rempah bumbu yang biasa dipakai di antaranya kari dan jinten. Ada pula bumbu nonrempah seperti asam sunti, daun temurui, dan poyak.
Menu pertama yang kaya bumbu, sayuran, dan seafood adalah mi aceh. Bermacam rempah seperti kari, jinten, kapulaga, dan lada berbaur menjadi satu. Itulah mi aceh, yang menurut Daru, identik dengan campuran seafood dan daging sapinya. Rasanya merupakan perpaduan antara pedas, asam, gurih, dan asin.
Penggemar gulai sebaiknya tak melewatkan menu gulai kepala ikan kakap merah khas Aceh. Daru memaparkan, ada tiga macam bumbu yang biasa dipakai untuk memasak, yakni bumbu putih yang mengandung kemiri dan jahe (biasanya untuk opor), bumbu merah dengan campuran cabai, serta bumbu kuning. Nah, gulai kepala ikan ini memakai bumbu kuning.
"Saat proses memasak, kepala ikan kakap saya masukkan terakhir kali supaya tidak terlalu matang dan daging ikannya tidak hancur serta tetap kenyal," ujar sang chef.
Menu berikutnya adalah soto aceh. Berbeda dengan soto umumnya yang menggunakan campuran antara suwiran daging (ayam ataupun sapi), taoge, dan mi atau bihun, soto aceh didominasi potongan daging sapi.
Bumbunya cukup sederhana seperti kemiri, bawang merah, dan bawang putih. Campuran santan menjadikan kuahnya gurih dan sedikit pekat. Sebagai penyeimbang rasa, ditambahkan bumbu jahe yang dihaluskan.
Selain ketiga menu tersebut, pengunjung restoran La Table juga dapat meneguk kesegaran sparkling rosella, minuman campuran teh dan soda.
Rosella merupakan sejenis bunga teh yang bisa dibuat menjadi konsentrat, yakni cairan pekat seperti sirup. Rasa minuman teh rosella yang telah dicampur es batu dan air soda tak sepahit teh biasa. Jika ingin mendapatkan rasa yang lebih berwarna, tambahkan saja sirup melon atau rasa lainnya sesuai selera.