Ono Surono saat ikuti panen perdana budidaya lkan Lele Bioflok di Ponpes Darul Maarif Legok Lohbener (cuplikcom/ist)
Cuplikcom - Indramayu - Anggota DPR RI Komisi IV, Ono Surono, ikuti panen perdana program budidaya ikan Lele sistem bioflok di Pesantren terbilang sukses, pasalnya tingkat kematian mencapai di bawah 5 (lima) persen. Panen dilakukan bersama pengasuh Pondok Pesantren Darul Ma'arif di desa Legok kecamatan Lohbener kabupaten Indramayu Jawa Barat, Selasa (26/12/2017).
Panen juga dihadiri oleh perwakilan dari pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Provinsi Jawa Barat, dan Diskanla kabupaten Indramayu.
"Ini bisa menjadi percontohan bagi pesantren lain yang juga mendapatkan program yang sama," ujar Ono.
Ono mengatakan, program bantuan pemerintah Budidaya Ikan Lele Sistem Bioflok khusus untuk pesantren ini, sebagai bukti kepedulian pemerintah terhadap pesantren dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian pesantren.
"Pesantren merupakan basis pencetak moral generasi bangsa. Program ini adalah bukti praktik dan bukan sekedar teori untuk menciptakan generasi yang religius," katanya.
Ono juga menambahkan, selain untuk kesejahteraan pesantren, program ini juga sebagai upaya dalam rangka swasembada ikan nasional.
Sementara, Pengasuh pondok pesantren Darul Ma'arif, Drs H Munaji MA mengatakan, hasil monitoring dan pengelolaan budidaya ikan lele sistem bioflok perdana ini, hasilnya cukup memuaskan, karena tingkat kematiannya hanya mencapai 0,2 persen, paling sedikit dibanding yang lain.
"Alhamdulillah, tingkat kematiannya di bawah lima persen. Semoga berkah," jelasnya.
Koordinator pengelola, Mujayin menambahkan, keberhasilan itu didapat dari cara pengelolaannya yang diambil dari berbagai ilmu hasil Bimtek dan pengalamannya selama bergelut di dunia budidaya ikan air tawar.
"Pengelolaannya saya coba memadukan dari hasil Bimtek dan pengalaman saya. Kolaborasi lah pokoknya," terang Jayin, sapaan akrabnya.
Jayin menjelaskan, jumlah kolam dari budidaya ikan lele sistem bioflok tersebut sebanyak 24 kolam, dengan diameter sepanjang 3 meter per kolam, dengan jumlah benih sebanyak 3000 bibit per kolam.
Dari semua kolam tersebut, lanjutnya, pihaknya tidak langsung secara serentak ditebar dalam satu waktu, namun dibagi tiap 4 kolam dengan jarak dua sampai tiga minggu. Hal itu dilakukan agar bisa untuk kontrol dan pemisahan size ikan.
"Yang paling penting adalah air, harus dikontrol, kapan waktunya harus diganti," pungkasnya.