Beras (Cuplikcom/ist)
Cuplikcom - Jakarta - Wakil Ketua Mari Sejahterakan Petani (MSP) Indonesia, Carkaya mengungkapkan, meski telah terjadi panen di mana-mana, produksi dan stok padi melimpah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dinilai hanya klaim. Pasalnya, berdasarkan data stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), sejak November sampai pertengahan Januari 2018, pergerakannya semakin menurun. Sehingga klaim Mentan Amran dianggap menyesatkan.
"Harga sampai dengan tanggal 2 Januari memang stabil, tapi setelah itu sampai saat ini mengalami kenaikan. Mentan Amran mengatakan bahwa stok terjamin yang ditunjukan dengan sok yang dimiliki oleh penggilingan dan rumah tangga. Argumentasi ini sangatlah menyesatkan," ungkap Carkaya, Jumat (19/1/2018).
Carkaya menjelaskan, stok yang ada di penggilingan dan rumah tangga, sama sekali tidak mencerminkan dan menjamin stok untuk menjaga ketahanan beras nasional, karena ketika terjadi bencana alam stok tersebut tidak bisa dijadikan layaknya cadangan beras nasional yang kapan saja bisa disalurkan ke masyarakat yang tertimpa bencana.
"Oleh karena itu sangatlah keliru jika stok di penggilingan dan rumah tangga dianggap sebagai stok beras nasional," jelasnya.
"Apabila pemikiran ini terus berlanjut dalam pembangunan pertanian. Maka ketahanan negara akan rapuh, karena kita tidak memiliki stok cadangan beras nasional di gudang Bulog atau milik pemerintah sebagaimana amanat UU Pangan Nomor 18 Tahun 2012," imbuh Carkaya, pengamat pertanian asal Indramayu ini.
Ia menegaskan, PIBC menjadi bukti konkrit terkait adanya kelangkaan beras secara riil dan fakta, sehingga mestinya pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan), tidak mengklaim secara sepihak terkait adanya stok beras yang memadai padahal secara fakta tidak.
"Kenapa PIBC menjadi barometer nasional, karena menyangkut kebutuhan di ibujota negara yang padat, dengan penduduk dan kota-kota penyangganya" terangnya.
Oleh karenanya, pihaknya meminta kepada Kementan agar segera melakukan langkah konkrit untuk mengantisipasi kelangkaan beras secara serius.
"Apabila terjadi kenaikan harga beras, maka sangat Sensitif mempengaruhi nilai inflasi Nasional," pungkasnya.