Sedangkan PKB, merupakan partai yang bakal mengalami kemerosotan paling signifikan. Penurunan suara PKB tersebut akibat konflik yang berkepanjangan. Selain itu, PKB kehilangan figur-figur yang bisa menarik massa.
"Secara rasional tidak ada seorangpun yang bisa mengatakan bahwa PKB tidak akan mengalami penurunan suara secara signifikan setelah berbagai kejadian yang menimpanya," kata Greg dalam keterangan persnya, Selasa (24/3/2009).
Pendapat serupa disampaikan Wakil Sekjen DPP PKB Zannuba Arifah Chafsoh (Yenny Wahid). Bahkan, tanda-tanda penurunan suara PKB terlihat di berbagai daerah. Sebab, kata dia, kader PKB di tingkat grassroot masih loyal kepada KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
"Justru suara PKB turun drastis setelah Muhaimin dan kawan-kawan mengkhianati Gus Dur," ungkap Yenny saat dikonfirmasi terpisah.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Fraksi Kebangkitan Bangsa Marwan Ja'far membantah analisa tersebut. Menurut dia, massa PKB adalah warga NU. Hubungan emosional kedua institusi tersebut sangat kuat. Karena itu, kader PKB di grassroot tidak akan mudah mengalihkan dukungan.
"Hampir tidak mungkin warga NU tiba-tiba loncat ke partai nasionalis seperti Gerindra. Jadi meski Yenny bergabung dengan Gerindra tak akan banyak berpengaruh," ungkapnya.
Menurut Marwan, PKB akan membentuk sistem kepartaian sehingga mesin politik bisa berjalan efektif. Sebab, kata dia, selama ini PKB hampir tidak punya sistem organisasi yang terarah. "Kita usung paradigma baru, dengan membangun sistem kepartaian yang modern," pungkasnya.