Kemarin sejumlah menteri dikabarkan melakukan pertemuan guna membahas rencana tersebut. Menteri Pertahanan Yasukazu Hamada, Menteri Luar Negeri Hirofumi Nakasone dan Sekretaris Kabinet Takeo Kawamura dijadwalkan bertemu untuk membahas rencana Jepang mengantisipasi rencana peluncuran roket Korut.
Pertemuan tersebut dilangsungkan guna memutuskan apakah rencana menghancurkan roket harus lebih dulu melalui proses mendapatkan izin parlemen, atau memberikan otoritas sepenuhnya kepada militer untuk menembak jatuh roket.
Namun, pemerintah sepertinya akan memilih opsi terakhir,terkait pemberitaan dua media berpengaruh di Jepang Kyodo News dan Asahi Shimbun yang melaporkan bahwa pemerintah telah menginstruksikan angkatan bersenjatanya mulai melakukan persiapan sejak Jumat (27/3).
Pihak militer diperintahkan menempatkan rudal penghancur Patriot Advance Capability-3 di wilayah yang telah ditentukan. Upaya Jepang melakukan persiapan tersebut dipicu niat Korut yang hendak meluncurkan satelit komunikasi awal bulan depan, yang oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, sebenarnya hanyalah dalih atas uji coba peluncuran rudal jarak jauh yang mereka kembangkan.
Kabarnya rudal tersebut akan melintasi wilayah teritori Jepang. Tokyo, yang telah mengembangkan sistem pertahanan rudal bersama AS, memperingatkan bahwa mereka akan menembak setiap objek atau apa pun jika kenyataannya mengancam wilayah teritori mereka.
Korut diperkirakan akan mempersiapkan peluncuran roketnya pada akhir pekan ini menjelang uji coba rudal Taepodong-2 pada awal April mendatang. Rezim Pyongyang yang terisolasi telah menyatakan berencana meluncurkan sebuah satelit komunikasi di atas wilayah Jepang, 4-8 April mendatang.
"Tampaknya roket itu akan berada di landas pacu antara 28-31 Maret," ujar seorang sumber militer Korea Selatan (Korsel) yang dikutip kantor berita Yonhap. Sumber itu juga mengatakan bahwa Korut butuh waktu tiga hari untuk mengisi bahan bakar roket itu. Itu artinya peluncuran roket itu kemungkinan akan dilakukan pada 4-5 April,ungkap sumber itu.
Dia juga menambahkan, Korsel akan memulai mengoperasikan tim manajemen krisis saat Korut mempersiapkan roketnya. Media di Tokyo melaporkan, Jepang kemungkinan akan memerintahkan militernya untuk bersiap menembak jatuh roket itu jika mengancam negara itu.
Korut mengatakan akan menanggap pencegatan roket itu sebagai sebuah aksi perang. Mereka memperingatkan perundingan perlucutan nuklir akan berhenti jika sanksi baru Perserikatan Bangsa-Bangsa dijatuhkan sebagai hukuman peluncuran roket itu.