Untuk pertama kalinya setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 20 Januari lalu, Barack Obama, didemo massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Bukan demo di AS, tapi di Kedubes AS di Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (30/1) ini.
Hizbut Tahrir London mencela dunia Barat dan dunia Islam yang menyambut gembira terpilihnya Obama sebagai presiden ke-44 AS. Hizbut Tahrir menilai kebencian terhadap Bush dan tidak populernya kebijakan Amerika selama delapan tahun sangat merusak citra kebebasan dan demokrasi.
Banyak orang berharap Obama akan menjadi penyelamat yang akan mengubah citra Amerika. Tapi tidak begitu di mata Hizbut Tahrir. "Obama tak akan berhasil menyelesaikan krisis Timur Tengah,'' kata para aktivis Hizbut Tahrir London.
Seakan beresonansi dengan London, massa Hizbut Tahrir di Jakarta menegaskan hendak menyadarikan umat Islam di Indonesia bahwa Obama bukanlah harapan.
"Kami mau menyadarkan kepada umat, Obama tidak berbeda dengan Bush mengenai sikapnya terhadap Islam. Karena pernyataannya sangat jelas akan tetap melindungi Israel. Israel adalah teroris. Pelindung teroris adalah teroris," kata Ketua Pelaksana Demonstrasi HTI, Budi Darmawan.
Obama sudah mengatakan akan melakukan kerja sama dengan negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam sepanjang memberikan keuntungan bagi AS. Hal ini jelas harus diperhatikan oleh pemerintah Indonesia.
"Kami ingin mengkritisi pengawasan negeri Muslim terhadap Obama. Termasuk Indonesia sebagai negeri dengan mayoritas muslim terbesar di dunia," tegas Budi.
Demonstrasi yang dilakukan HTI menampilkan aksi teaterikal. Mereka menggambarkan Obama datang berkunjung ke Indonesia dengan membawa 'hadiah' berupa janji-janji yang sebenarnya hanya tipuan.
Ismail Yusanto, juru bicara HTI mengatakan bahwa Hizbut Tahrir berjuang untuk melaksanakan dakwah li isti'naafil hayatil Islamiyah atau dakwah untuk melanjutkan kehidupan Islam.
Mengapa disebut isti'naf, bukan iqomah? Karena kehidupan Islam sebenarnya sudah pernah ada, yakni ditegakkan oleh Rasulullah SAW setelah hijrahnya dari Mekkah ke Madinah. Saat itulah di dalamnya diterapkan syariah Islam, kemudian dilanjutkan oleh para khulafa'u al-rasyidin dan para khulafa sesudahnya.
Berabad-abad lamanya kehidupan Islam itu terus berjalan sampai runtuhnya Khilafah Utsmaniah yang berpusat di Turki pada tahun 1924. Setelah itu, tidak ada lagi kehidupan Islam yang melaksanakan Islam secara keseluruhan. Yang ada hanyalah kehidupan umat Islam yang menerapkan Islam sebagian dan meninggalkan sebagian besar lainnya.
Menurut Ismail, substansi dari ide khilafah yang diperjuangkan oleh Hizbut Tahrir adalah terwujudnya kehidupan Islam. Itu dicirikan oleh dua hal pokok.
Pertama, kehidupan yang di dalamnya diterapkan syariat Islam dalam seluruh sendi kehidupan, baik kehidupan pribadi, keluarga maupun kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Semua diatur menyangkut aspek ibadah, makanan, minuman, pakaian, akhlak, maupun muamalat serta 'uqubah.
Kedua adalah bersatunya kembali umat Islam yang kini bercerai berai dalam lebih dari 50 negara. Persatuan itu di bawah naungan khilafah Islamiyah dengan seorang khalifah sebagai pemimpinnya.
Dengan markas besarnya di London, Hizbut Tahrir yakin bisa memperluas jaringan globalnya ke dunia Islam dan Barat dengan cara-cara damai. Salah satunya, mendemo Obama dengan damai.