"Keluarga tidak tahu kapan jenazah Zaenudin akan dikirim. Setiap hari kami selalu menunggu kabar dari Jakarta tentang kedatangan jenazah," kata Rafiah, bibi sekaligus ibu angkat korban di Subang, Jumat (30/1).
Meski begitu, ia beserta seluruh keluarga korban dan saudaranya tetap berharap pihak terkait segera mengirimkan jenazah korban ke rumah duka di Dusun Compreng, Rt 005/02 Nomor 19, Desa Compreng, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Hampir dua pekan sejak dikabarkan bahwa Zaenudin meninggal dalam musibah kebakaran tanki premium Depo Pertamina, pihak keluarga korban menunggu kedatangan jenazah Zaenudin. Selama hampir dua pekan itu pula, dua buah tenda besar berdiri di depan halaman rumah korban. Beberapa bendera kuning juga sudah terpasang di gang menuju rumah duka.
Selain itu, pihak keluarga korban juga sudah menyediakan dua buah nisan untuk makam korban tapi belum ada penggalian makam karena saat ini daerah sekitar rumah duka sedang musim hujan.
Zaenuddin merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan almarhum Satori dan almarhumah Kamilah. Selama bekerja menjadi Satpam di Pertamina Depo Plumpang sejak tiga tahun lalu, ia mengontrak rumah di Tipar Cakung, Jakarta Utara.
Depo Plumpang terbakar pada Minggu 18 Januari 2009 pukul 21.30 WIB dan baru padam pada Senin, 19 Januari pukul 06.50 WIB. Namun, jenazah korban baru ditemukan pada Senin 19 Januari pukul 16.00 WIB saat genangan air di lokasi kejadian surut.