UPPO Kabupaten Indramayu (Cuplikcom/ist)
Cuplikcom - Indramayu - Adanya program UPPO atau Unit Pengelolaan Pupuk Organik dari kementerian pertanian, sebagai program yang diharapkan dapat membantu petani dan kelompok tani dalam produksi pupuk organik hasil dari pemanfaatan kotoran sapi yang bisa dikelola sendiri.
Viktori, salah satu petani pengelola pupuk organik yang memanfaatkan kotoran sapi, yang berada di wilayah Desa Jangga, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu mengungkapkan jika dirinya sempat mengalami kesulitan dalam pembuatan pupuk organik, karena tidak ada sosialisasi dari dinas terkait.
“Dari dinas pertanian Indramayu kalau ke sini cuma nge-cek sapi, jadi tidak ada sosialisasi dan pengarahan bagaimana membuat pupuk organik, kita hanya coba-coba saja buat pupuk dengan memanfaatkan kotoran sapi, itu juga belajar dari internet dan informasi dari teman-teman,” ungkapnya, Selasa (29/01/2019).
Dikatakannya, jika sejumlah sapi yang dikelola bersama anggota kelompok taninya tersebut mendapat bantuan program unit pengelolaan pupuk organik (UPPO) dari Kementerian Pertanian, melalui aspirasi komisi IV DPR RI, Ono Surono ST.
“Kita bikin pupuk organik dengan cara fermentasi, dari jerami dan EM4 dicampur kotoran sapi selama sebulan dengan proses. Sementara itu, harapannya sih ada sosialisasi dari Dinas, bagaimana cara membuat pupuk organik,” paparnya.
Sementara, Apip Nopianto, Ketua MSP (Mari Sejahterakan Petani) Kabupaten Indramayu menuturkan, petani agar ramah lingkungan dalam mengelola lahan sawahnya, dengan tidak banyak menggunakan bahan-bahan kimia dalam menggunakan pupuk.
“Adanya UPPO ini kan diharapkan agar petani mampu memproduksi pupuk organik sendiri, menciptakan pertanian yang ramah lingkungan, dan meningkatkan taraf ekonomi petani juga kelompok tani dalam pemupukan yang lebih irit,” kata Apip, yang juga sebagai caleg DPRD Kabupaten Indramayu ini.
Dengan pupuk organik, lanjut Apip, dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia di lahan produksi, agar mempertahankan kesuburan tanah dan memberikan dampak luas kepada masyarakat dalam konsumsi pangan yang sehat, karena terbebas dari zat kimia yang berlebih.
“UPPO turut serta menyelesaikan limbah pertanian setelah masa panen padi, yakni memanfaatkan jerami untuk pembuatan pupuk organik dengan kotoran sapi,” tuturnya.
Pihaknya berharap kepada pemerintah agar program UPPO diperbanyak di setiap wilayah di Indramayau, karena dianggap mampu menyelesaikan permasalahan yang ada di pertanian, baik penggunaan pupuk organik dan pemanfaatan limbah pertanian.