Jum'at, 31 Januari 2025

Berkembangnya Pola Fikir Transaksional

Berkembangnya Pola Fikir Transaksional

OPINI
22 April 2019, 10:46 WIB

CuplikCom22042019104752-IMG-20190422-WA0005.jpg

Dede Farhan Aulawi. (Foto: Istimewa)

Oleh : Dede Farhan Aulawi (Pengamat Sosial)

Cuplikcom - Bekerja dengan niat yang tulus dan dilaksanakan secara ikhlas, nampaknya menjadi barang langka di negeri ini. Tentu bukan tidak ada, tapi banyak yang berfikir pragmatis bahwa ketika seseorang berbuat sesuatu pasti ada yang dimau.

Kalau ada orang yang memberi sesuatu, pasti akan meminta sesuatu, maka munculah idiom praktis yang berbunyi, “Tidak ada makan siang yang gratis”. Apakah semua orang selalu berfikir demikian ? Pasti tidak karena saya yakin masih banyak yang berfikir dan bekerja dengan ikhlas.

Satu atau dua hari menjelang pemilihan legislatif 17 April yang lalu, ada sesuatu yang menggelitik di handphone saya. Lebih dari 30 sms/ whatsapp yang masuk bertanya, “ Pak Dede ikut pemilu ? Dari partai mana dan no berapa ? biar saya dan keluarga saya coblos ? bahkan akan saya kerahkan temen – temen saya untuk mendukung pak Dede”. Begitu kira – kira isinya, meskipun kalimatnya tidak sama persis tetapi maksudnya kurang lebih seperti itu.

Menerima rentetan pertanyaan yang hampir senada tersebut, saya jawab bahwa saya berterima kasih atas kepercayaan dan dukungannya, namun mohon maaf karena saya tidak ikut – ikutan mendaftarkan diri sebagai caleg, karena tidak diperbolehkan oleh aturan.

Saya diangkat, dilantik dan disumpah dibawah al Qur’an, dimana intinya akan mengikuti aturan dengan selurus – lurusnya. Oleh karena itu saya hanya berusaha untuk mentaati aturan sebagaimana sumpah yang pernah saya ucapkan.

Lalu saya mencoba untuk bertanya kepada yang bersangkutan, “kenapa bertanya begitu pada saya ?’. dia mengatakan bahwa, “Saya mengetahui bahwa Pak Dede banyak melakukan aktivitas sosial di tengah masyarakat. Berbagai pelatihan diberikan secara gratis, bahkan banyak organisasi yang meminta pembinaan, pengarahan dan pencerahan selalu disanggupi dengan penuh tanggung jawab. Oleh karena itu, mungkin semua dilakukan pak Dede karena mau ikut mencalonkan diri dalam pemilihan legislatif kali ini ?”. 

Sebuah jawaban polos yang terlontar secara spontan dan sangat menhentak nurani saya. Apakah semua orang yang melakukan aktivitas sosial selalu berorientasi pada kedudukan atau jabatan ? Saya tidak menyalahkan orang yang bertanya atau yang punya pendapat, karena semua pendapat itu syah – syah saja tentunya.

Namun demikian, yang terbersit dalam fikiran saya adalah seberapa banyak orang yang memiliki fikiran bahwa ketika orang berbuat “baik” pasti ada maunya. Ketika orang lain memberi, pasti ada yang mau ia pinta. Mungkinkah ini salah satu efek negatif dari sistem politik transaksional yang masih marak di tengah masyarakat kita, sehingga segala sesuatu pasti ada nilai transaksinya.

Lebih lanjut penanya memberi penjelasan bahwa ia bertanya begitu, karena menjelang pemilu banyak orang yang mendadak “baik”, “alim” dan “berhati mulia”, katanya. Lihat saja dari cara berpakaian saja banyak yang pura – pura santun dan religius. Simbol – simbol religiusitas digunakan, seperti menggunakan kopiah atau jilbab, padahal sehari – harinya tidak pakai kopiah atau jilbab.

Pesantrean dan ulama atau tokoh agama banyak dikunjungi untuk memperoleh dukungan dan restu, padahal sehari – harinya dinilai sangat jauh dari nilai – nilai pesantren. Orang miskin dirangkul, orang tua disuapi, dan berbagai foto kepedulian lainnya pada si miskin.

Padahal kalau sudah jadi mana ingat sama mereka. Lihat saja pada saat masyarakat kena musibah banjir misalnya, berapa banyak anggota legislatif yang peduli ? yang datang merangkul ? yang datang menyuapi ? mana kepedulian yang selama kampanye sering mereka tunjukkan ?

Jika dahulu orang yang terpilih dan dipercaya menerma amanat itu menangis, karena takut tidak bisa melaksanakan amanat dengan baik.

Tapi kini tidak sedikit orang berebut untuk mendapatkan kepercayaan dan amanah dengan segala cara, bila perlu “membeli amanah” dengan uang yang dimilikinya. Ada yang salah dengan “jual beli amanah” selama ini, sehingga pola fikir transaksional terus berkembang.

Di tengah miskinnya kepedulian terhadap kehidupan sosial, harus ada yang berusaha untuk menjadi penggerak kepedulian dan pelopor tertib sosial di tengah masyarakat. Pengangguran dan kemiskinan tidak bisa diselesaikan dengan seminar – seminar di hotel mewah, tetapi harus ada kegiatan konkrit untuk meningkatkan keterampilan sesuai dengan minat dan bakatnya.

Bagi mereka yang memiliki harta, silakan beramal sosial dengan hartanya. Bagi mereka yang tidak memiliki harta, tetapi memiliki ilmu maka silakan beramal sosial dengan ilmunya. Tetapi jika harta dan ilmu tidak punya, maka setiap orang masih bisa beramal sosial dengan tenaganya.

Jadi kalau benar kita mencintai bangsa dan negeri ini, beramal sosiallah dengan apa yang kita miliki. Jangan pernah berfikir untuk menumpuk kekayaan dengan menguras tenaga kaum miskin dan mengeksploitasi sumber daya alam dengan penuh keserakahan. Ingatlah bahwa dari apapun yang kita miliki, ada sebagian milik orang lain.

Berikanlah kepada mereka yang berhak, sebelum Tuhan mengambilnya dengan cara yang Tuhan kehendaki. Semoga kita menjadi bagian dari warga negara yang bisa menunaikan amanah, hak dan kewajiban secara seimbang dan sesuai dengan aturan.


Penulis : Winan
Editor : Anan Felicio

Tag :

CURHAT RAKYAT

Ikan gurame terbesar sedunia di Bandung

Ikan gurame ini saya pelihara dari seukuran silet hingga besar seperti ini dalam waktu 5 tahun. Ikan gurame ini jenis bastar & berkelamin betina.

Kemenparekraf Gandeng Merry Riana Group Tingkatkan

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) kembali menjalin kerja sama dengan Merry Riana Group dalam upaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) ekonomi kreatif. Kolaborasi ini bermula dari kunjungan Menteri Pariwisata dan E

Workshop Gerabah Sitiwinangun Kabupaten Cirebon

Sitiwinangun adalah nama sebuah Desa yang terletak di Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon. Desa ini sudah lama dikenal sebagai pusat kerajinan gerabah terbesar dan masih bertahan di wilayah Kabupaten Cirebon. Dapat dikatakan kerajinan gerabah Sitiwi

TERBARU LAINNYA

IKLAN BARIS

Jasa Foto / Video Wedding dan Prewedding, Live Streaming Indramayu dan sekitarnya, Harga Terjangkau Kualitas Cemerlang. Cuplik Production WA 081312829503
Bakso Goyang Lidah depan Gardu Induk Singajaya, menggoda selera. Kualitas Daging Sapi terjamin.
Hadir FRENDOT jasa pembuatan stiker, kalender, plakat, cetak ID card dan banyak lainnya lokasi depan RS MM Indramayu
Ruqyah Islami wilayah Indramayu dan sekitarnya, Hub Ustadz ARI wa 0877-2411-1128
layanan terapi hati ,kesembuhan luka batin,fobia,anxiety ,cemas, hidup sial,tak bahagia ,rezeki seret,psikomatik dan semua yang urusan pikiran ,bisa konsultasi wa 0813 5227 9928 /bang rudy insyaalllah