Dede Farhan Aulawi. (Foto: istimewa)
Cuplikcom - Jakarta - Berbicara masalah keamanan merupakan sesuatu yang tidak sederhana, karena variabel yang mempengaruhinya sangat banyak. Ada beberapa variabel yang bisa diprediksi (predictable) dan ada juga variabel – variabel yang tidak bisa diprediksi (unpredictable).
Variabel yang tidak bisa diprediksi, bisa bersifat spontan dan sporadis, atau juga karena sumber pelakunya dari luar bisa juga tidak termonitor dan terpantau sebelumnya. Dalam menghadapi situasi kritis dan mendadak, tentu seorang petugas keamanan harus bertindak cepat dan tepat.
Secara teoritis tentu mudah untuk diucapkan, tetapi dalam realitas di lapangan tentu tidak mudah. Terutama terkait dengan kemampuan membaca resiko, dan respon reflek yang harus diambil saat itu juga. Hal ini semua akan terkait dengan kinerja manusia (human performance) dalam merespon suatu situasi yang kritis.
Komisioner Kompolnas RI Dede Farhan Aulawi ketika dimintai tanggapannya terkait hal tersebut di Jakarta mengatakan bahwa memang benar polisi seringkali berada dalam situasi yang sulit dan kritis dalam pelaksanaan tugasnya, sehingga keterampilan dalam membuat keputusan yang cepat, tepat dan sigap sangat diperlukan.
“Ada satu buku yang menarik terkait hal ini, yang judulnya “Enhancing Human Performance in Security Operations : International and Law Enforcement Perspectives”, karya Dr. Hans Binnendijk. Buku ini banyak mengulas tentang realitas human performance, yaitu memahami manusia dari sisi fisik dan psikologinya, apalagi dikaitkan dengan kemampuan pengambilan keputusan di tengah medan tugas yang kompleks," ujar Dede, Minggu 20 Januari 2020.
Ia menjelaskan secara fisik manusia itu terdistribusi normal, artinya selalu ada yang tertinggi, rata – rata, dan terendah. Begitupun dengan kondisi psikisnya, dan kedua faktor ini ujung – ujungnya akan sangat berpengaruh pada kinerja seseorang dalam melaksanakan tugasnya.
"Misalnya kemampuan seseorang dalam mengenali faktor – faktor yang mempengaruhi stress-nya, atau biasa disebut dengan Stressor merupakan hal penting agar mampu mengatasi stress," paparnya.
Beberapa hal penting terkait human performance ini, meliputi (1) perspektif teoretis dasar tentang faktor-faktor sosial dan psikologis yang secara signifikan berdampak pada respons manusia terhadap tuntutan tekanan tinggi dalam,
(2) pendekatan ilmiah dalam memilih, melatih, dan mempersiapkan personel agar berfungsi secara efektif, dan (3) studi kasus dan skenario khusus yang mengancam jiwa dalam pelaksanaan tugas operasi keamanan.
Termasuk kesiapan keamanan untuk menghadapi ancaman bahan kimia, biologi, radiologis, atau nuklir.
Dia melanjutkan kata kuncinya akan bermuara pada berbagai upaya untuk melindungi dan memelihara keamanan dan keselamatan para petugas yang melaksanakan tugasnya, misalnya dalam misi bantuan kemanusiaan dan bantuan bencana, pemeliharaan perdamaian, stabilisasi dan rekonstruksi, hingga operasi penegakan hukum dalam berbagai tindak pidana.
"Tugas – tugas di itu tentu tidaklah mudah, karena masuk kategori pekerjaan berisiko tinggi. Oleh karena itu, di berbagai kesempatan Kompolnas sering mengingatkan pemenuhan alat – alat keselamatan (personnel protective equipment) dan pembekalan pengetahuan terkait dengan keselamatan (safety knowledge and skill)," ungkapnya.
"Hal ini dipandang penting agar siapapun personil Polri yang menjalankan tugasnya, bisa kembali ke tengah keluarganya dengan aman dan selamat," tegas Dede.