Jum'at, 31 Januari 2025

Getahpalu Desain Arsitektur Pertanian Berorientasi Kedaulatan Pangan

Getahpalu Desain Arsitektur Pertanian Berorientasi Kedaulatan Pangan

RAGAM
27 Januari 2020, 15:29 WIB

CuplikCom27012020153122-IMG-20200127-WA0021.jpg

Dede Farhan Aulawi. (Foto: istimewa)

Cuplikcom - Bandung - Kira – kira apa yang terjadi jika perubahan iklim terjadi sangat ekstrim, sehingga lahan – lahan pertanian mengalami gagal panen karena kekeringan lahan terjadi dimana – mana ?

Saat orang benar – benar lemah dan lapar karena makanan sulit didapatkan, kira – kira ia akan memilih sebuah rumah mewah  atau sepiring nasi ? Saat harga sekilo beras Rp. 1 juta, kira – kira berapa persen rakyat Indonesia yang masih mampu bertahan ?

Mana yang harus menjadi prioritas, pembangunan fisik atau kecukupan pangan ? Dan tentu banyak lagi pertanyaan menggelitik lainnya terkait soal pangan ini.

Jawaban sang idealis tentu akan menjawab, bahwa keduanya harus dilakukan secara paralel karena sama – sama pentingnya. Tapi ama mau dikata, faktanya lahan subur dan produktif, saat ini telah berubah menjadi jalan, pabrik, dan perumahan.

Hal inilah yang menjadi keprihatinan Pemerhati Ketahanan Pangan Dede Farhan Aulawi, sehingga dirinya sering bicara lantang mengingatkan akan pentingnya membangun infra struktur pertanian yang modern, cerdas dan berkesinambungan.

Itu pula yang membuatnya sering diundang ke berbagai tempat sebagai narasumber ketahanan pangan yang selaras dan seimbang dalam penyusunan roadmap pembangunan.

Di matanya gaung revolusi industri 4.0 dinilai belum termanfaatkan secara maksimal di bidang pertanian. 

“Bukan tidak ada yang memanfaatkannya, tetapi jumlah yang memanfaatkan teknologi tersebut di bidang pertanian relatif masih sangat sedikit," ujarnya, Senin 27 Januari 2020 di Bandung.

"Padahal tingkat kebutuhan konsumsi pangan setiap tahun selalu meningkat, dan menuntut jawaban tegas dari kreator dan inovator pertanian yang berkolaborasi dengan teknologi dalam perlakuan simetrik untuk menjaga kelestarian umat manusia dan lingkungan," imbuhnya.

Apalagi jika merujuk pada data Asian Productivity Organization Report pada tahun 2019 yang mencatat bahwa total faktor produktivitas Indonesia hanya mencapai 1 persen. Lalu yang 99 persen lagi pada kemana dan berada dimana ?

Tidak mungkin ada meja kesejahteraan yang stabil, jika meja itu ditopang hanya oleh 1 kaki. Oleh karena itu dipandang perlu untuk membangun kolektivitas persepsi dan kerja keras yang sungguh – sungguh seluruh komponen bangsa.

Jadi kata kuncinya adalah kualitas SDM. Berbicara kualitas SDM bukan hanya yang mahir dari sisi akademik formal saja, tetapi ia harus menjadi SDM yang mau turun ke bawah merasakan derasnya keringat panas saat di lahan pertanian, serta kotor – kotoran di lumpur pengabdian.

“Indonesia sesungguhnya sudah banyak orang – orang hebat yang dilahirkan dari singgasana dan mimbar – mimbar akademik, tapi masih miskin yang mau turun dalam mendengar rintihan pedih kaum papa termarginalkan di emper – emper kehidupan. Lihat saja berapa ratus ribu sarjana yang diwisuda setiap tahunnya, tapi hanya beberapa orang saja yang masih mau berfikir tanpa harus selalu dikonversi ke dalam bentuk rupiah," ujar sang maestro seni yang pernah dikenal sebagai penyair sejuta umat ini.

Kendati begitu, Dede tetap optimis dalam melihat masa depan pertanian Indonesia karena masih sering menemukan manusia – manusia yang ikhlas dalam memajukan sektor pertanian, termasuk pemanfaatan teknologi modern di bidang pertanian terebut.

Aplikasi berbagai model tekonologi pertanian cerdas telah mulai banyak diterapkan. Hal ini mengindikasikan respons positif dalam mempersiapkan proses transisi menuju era pertanian modern.

Pengembangan aplikasi teknologi pertanian cerdas dalam sistem pertanian terintegrasi juga dinilaisudah mulai berfungsi untuk optimasi sistem budi daya, penanggulangan hama dan penyakit, optimasi penggunaan sumber daya pertanian hingga peningkatan produktivitas dan kualitas hasil pertanian melalui penanganan pascapanen yang tepat.

“Ternyata polesan pengetahuan teori saja tidaklah cukup, karena SDM pertanian juga dituntut memiliki kemahiran keterampilan serta kesholihan spiritual untuk menjaga keseimbangan alam. Pemanfaatan alam tidak berarti harus dieksploitasi secara habis – habisan, melainkan diperlukan kesholihan untuk menjaga keberlangsungan umat – umat selanjutnya," jelasnya.

"Otaknya tentu harus cerdas, namun tangannya juga harus dingin sehingga setiap tanaman yang ditanamnya mampu tumbuh subur di setiap lahan kemuliaan untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Inilah kata kunci Human Capital pertanian yang berbasis pada produktivitas hasil, sehingga layak kembang secara ekonomi,"  kata Dede.

Begitupun dengan jargon pertanian cerdas seperti yang sedang ramai dibicarakan saat ini, merupakan cara pertanian yang menggunakan platform yang terhubung dengan perangkat teknologi informasi dan komunikasi.

Misalnya penggunaan telepon genggam untuk mengumpulkan berbagai informasi seperti kondisi lingkungan, status hara tanah, kelembapan udara, kondisi cuaca.

Informasi dikumpulkan dari sensor-sensor di lahan pertanian. Kemudian dianalisis dalam pengambilan keputusan dalam pemberian air irigasi, distribusi unsur hara, dan sebagainya.

“Tantangan bidang pertanian saat ini semakin berat, terutama terkait dengan tuntutan jumlah produksi pertanian dengan lebih banyak, kualitasnya harus lebih baik, inputnya lebih hemat, lebih bersahabat dengan alam, dan mempertimbangkan keberlanjutan. Tantangan utama ini muncul karena permintaan komoditas pertanian dan olahannya selalu meningkat, sementara laju konversi lahan pertanian ke non pertanian jua semakin kencang, yang memiliki arti bahwa lahan produktif semakin minim. Oleh karenanya Getahpalu berelaborasi mendesain arsitektur pertanian yang berorientasi pada kedaulatan pangan," tutup Pembina Getahpalu Dede Farhan Aulawi.


Penulis : Winan
Editor : Anan Felicio

Tag :

CURHAT RAKYAT

Rilis Lagu Terbaru, Miss Merry Riana Ungkap Fakta

Fakta mengejutkan terungkap dari Miss Merry Riana. Siapa sangka Entrepreneur, Investor dan Content Creator ini menyanyikan sebuah lagu rohani? Berawal di akhir bulan Januari 2023, pada saat itu Produser Impact Music Indonesia, Alberd Tanoni meminta Ms

Workshop Gerabah Sitiwinangun Kabupaten Cirebon

Sitiwinangun adalah nama sebuah Desa yang terletak di Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon. Desa ini sudah lama dikenal sebagai pusat kerajinan gerabah terbesar dan masih bertahan di wilayah Kabupaten Cirebon. Dapat dikatakan kerajinan gerabah Sitiwi

Kemenparekraf Gandeng Merry Riana Group Tingkatkan

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) kembali menjalin kerja sama dengan Merry Riana Group dalam upaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) ekonomi kreatif. Kolaborasi ini bermula dari kunjungan Menteri Pariwisata dan E

TERBARU LAINNYA

IKLAN BARIS

Ruqyah Islami wilayah Indramayu dan sekitarnya, Hub Ustadz ARI wa 0877-2411-1128
Bakso Goyang Lidah depan Gardu Induk Singajaya, menggoda selera. Kualitas Daging Sapi terjamin.
layanan terapi hati ,kesembuhan luka batin,fobia,anxiety ,cemas, hidup sial,tak bahagia ,rezeki seret,psikomatik dan semua yang urusan pikiran ,bisa konsultasi wa 0813 5227 9928 /bang rudy insyaalllah
Jasa Foto / Video Wedding dan Prewedding, Live Streaming Indramayu dan sekitarnya, Harga Terjangkau Kualitas Cemerlang. Cuplik Production WA 081312829503
Hadir FRENDOT jasa pembuatan stiker, kalender, plakat, cetak ID card dan banyak lainnya lokasi depan RS MM Indramayu