Kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan oleh Ono Surono di Cirebon (cuplikcom/gupron)
Cuplikcom - Cirebon - Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia Ono Surono bersama warga membahas masalah antisipasi terjangkitnya virus terorisme dan radikalisme khususnya pada kaum muda di kabupaten Cirebon.
Hal itu dibahas saat kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di aula GOR desa Karangsari kecamatan Weru kabupaten Cirebon Jawa Barat, Rabu (5/2/2020).
"Masalah cingkrang jidat hitam atau jenggot. Bisa jadi aksesoris tapi bisa jadi juga ideologis. Yang paling penting adalah dia ngakui ga Indonesia, ngakui ga Pancasila," ujar Ono.
Ono menjelaskan, meski mayoritas secara simbol para kelompok yang menganut radikalisme dan terorisme adalah bercirikan seperti hal tersebut, namun masyarakat jangan terpancing dan cepat mengambil kesimpulan apakah tergolong kelompok radikal atau teroris.
"Kecuali memang mereka gerakannya melanggar Pancasila, misalnya mengajak orang-orang untuk membenci Pancasila dan semacamnya," jelas Ono.
Terkait bagaimana antisipasi terhadap kaum muda agar terhindar dari pengaruh radikalisme dan terorisme, Ono menghimbau khususnya para orang tua menjaga para anak-anaknya agar tidak langsung percaya dan mudah terpancing atas isu-isu yang tidak bertanggungjawab, atau isu-isu yang sifatnya mengadu domba.
"Termasuk juga pemerintah desa atau pemerintah kabupaten, harus ikut berperan dalam mengantisipasi kaum muda, karena kaum muda ini rawan sebab mereka masih labil," terang Ono.
Menurut Kuwu atau Kepala Desa Karangsari, Nasiruddin, mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi adanya kegiatan sosialiasi empat pilar oleh wakil rakyat yang langsung melibatkan masyarakat, terutama masyarakat di desanya.
"Lewat kegiatan ini, waktunya kita bisa bertemu dengan wakil rakyat. Terutama terkait klarifikasi isu-isu yang mengancam Pancasila dan NKRI," kata Nasiruddin dalam sambutannya.
Menurutnya, terkait mengantisi pasi para remaja dan kaum muda, banyak banyak yang terkontaminasi oleh kemajuan teknologi. Oleh karenanya, ia meminta agar ada semacam aturan atau kebijakan dari pemerintah untuk mengantisipasi hal tersebut.
"Adanya regulasi pencegahan terhadap kriminalitas remaja, yang bisa memberikan pemahaman kepada kalangan remaja," tandasnya.