Tes Grabagan merek Wijaya Sena di Indramayu (cuplikcom/deni)
Cuplikcom - Indramayu - Test Report Power Thresher (Grabagan) merek Wijaya Sena yang dilakukan oleh tim dari Balai Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BP Mektan) Jawa Barat, mendapatkan antusias para petani karena hasilnya memuaskan dan bersih, tak ada jerami yang terbuang.
Hal itu diungkapkan saat dilakukan test ujikelayakan mesin Power Thresher (Grabagan) merk Wijaya Sena di salah satu lahan milik petani Desa Panyindangan Wetan, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Kamis (12/3/2020).
Test Report ini untuk menguji kelayakan dari alat mesin pertanian tersebut, apakah layak dipakai untuk petani atau tidak.
"Test report ini untuk menguji spesifikasi apakah sesuai standar layak apa tidak. Hasilnya nanti akan keluar sekitar seminggu ke depan," ujar salah satu tim BP Mektan Jawa Barat, Solihin.
Rakitan mesin Grabagan "Wijaya Sena" ini merupakan produk lokal asli buatan para kreator asal Indramayu Jawa Barat, pembuatan mesin ini berawal dari inspirasi para petani yang banyak mengeluhkan akibat banyaknya bulir padi yang terbuang saat memakai mesin Grabagan pada umumnya.
Kreator mesin Grabagan "Wijaya Sena", Age Bewok menjelaskan, mesin ini dirakit dengan konsep yang mengedepankan kebutuhan sesuai dengan medan lapangan dan kekuatan daya agar meminimalisir hilangnya bulir padi saat panen, dan juga bisa digunakan di segala medan, tanpa harus didorong-dorong karena dibekali dengan roda seperti traktor.
"Jadi nanti hasilnya bersih, tidak ada padi yang terbuang, sehingga akan memaksimalkan produksi hasil panen para petani," jelas Age.
Sementara itu, salah seorang petani mengungkapkan bahwa hasil dari pengujian mesin Grabagan (Power Thresher) merk Wiajaya Sena terlihat sangat memuaskan.
"Hasil dari grabagan Wijaya Sena ini terlihat sangat memuaskan. Hasilnya bersih, tidak ada potongan jerami dan tidak ada kebocoran padi yang terbuang keluar," ungkap petani, Sidik.
Ia juga menambahkan bahwa merk Wijaya Sena ini sudah otomatis seperti traktor.
"Wijaya Sena udah otomatis, jadi pada saat berpindah tempat tidak lagi didorong-dorong, tapi sudah kaya traktor," tandasnya.