Kepala Dinas Kesehatan Indramayu Deden Bonni Koswara (cuplik.com/nadiyah)
Cuplikcom - Indramayu - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara mengungkapkan bahwa setelah hasil otopsi di RSUD Indramayu, dosen Unwir dinyatakan meninggal karena Abses peritonsiler, bukan Corona.
Dosen yang bernama Raden Purnama (42) yang ditemukan meninggal dunia secara misterius di Asrama kampus Universitas Wiralodra (Unwir) pada Kamis (19/3) kemarin, akhirnya terungkap.
Abses peritonsiler adalah Komplikasi tonsilitis ketika infeksi menyebar ke bagian belakang amandel. Abses peritonsiler terjadi ketika sekumpulan nanah terbentuk dan infeksi menyebar di luar tonsil ke leher dan dada. Jaringan yang bengkak dapat menghalangi jalan napas.
"Tidak ada yang mengarah ke sana (Corona). Sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bahwa pasien tersebut tidak masuk, baik dalam Orang Dalam Pemantauan (ODP) maupun Pasien Dalam Pengawasan (PDP)," ujar Deden, Jumat (20/3/2020).
Sementara itu untuk dugaan riwayat penyakit paru-paru yang diderita korban, Koswara tidak menjelaskan secara detail. Namun memang memiliki riwayat penyakit yang sudah menahun.
Koswara pun menjelaskan beberapa kronologis kejadian sebelum korban meninggal
Diketahui bahwa korban sempat datang untuk berobat pada tanggal 10 Maret 2020 di salah satu klinik di Indramayu dan mengeluhkan nyeri telan.
Tanggal 16 Maret korban kembali lagi ke klinik untuk meminta surat rujukan yang sebenarnya sudah diberikan pada pertama kali korban melakukan pemeriksaan sebelumnya.
Tanggal 17 Maret korban diketahui datang ke RSUD Indramayu untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut
Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya beberapa obat dan kertas yang menunjukkan tangal berapa korban datang.
Koswara berharap masyarakat tidak cepat percaya dengan isu yang beredar.
"Kami Pemda kabupaten Indramayu bersama dinas kesehatan melakukan melakukan langkah langkah antisipasi untuk mencegah dan pengendalian Covid-19 ini," tuturnya.