KH Habbil Ghomam, Pengasuh Pondok Buntet Pesantren Cirebon Habbil 'Ilmi (cuplikcom/ist)
Cuplik.com - Cirebon - Menghadapi penyebaran virus corona atau Covid-19, salah satu kiai Buntet Pesantren Cirebon, KH Habbil Ghomam mengungkapkan, orang beriman pasti akan bersikap tenang, dan berikhtiar untuk mencegahnya merupakan kewajiban bagi umat Islam.
Termasuk soal ikhtiar mematuhi aturan ulil amri atau pemerintah dan alasan mengapa dibolehkan tidak salat jum'at berjamaah di masjid, jika itu menimbulkan mudharat bagi para jamaah setempat.
"Orang yang beriman akan bersikap tenang dalam menyikapi apapun, karena yakin semuanya atas kehendak Allah SWT," tutur Kang Ghomam, sapaan akrabnya, saat dihubungi cuplik.com, Senin (23/3/2020).
Pengasuh Pondok Buntet Pesantren Cirebon Habbil 'Ilmi ini menjelaskan, segala sesuatu semuanya atas kehendak dan ketentuan Allah SWT, siapapun tidak bisa melakukan atau menghindari apapun.
Meski begitu, berikhtiar atau berusaha juga merupakan kewajiban bagi setiap muslim, sehingga kiai yang sudah melahirkan alumni ribuan ini, berharap agar para kaum muslimin tetap berikhtiar dan ikuti aturan yang ada, jangan panik dan jangan menyebar tulisan-tulisan yang makin membuat panik masyarakat.
"Berikhtiar sebagaimana mestinya adalah kewajiban dan perintah Allah SWT," jelasnya.
Namun, lanjut kiai Ghomam, setelah ikhtiar tentunya orang yang beriman juga harus bertawakal dengan terus memanjatkan doa kepada Allah SWT agar terhindar dari musibah apapun termasuk wabah Corona yang kini sedang menggeliat.
"Berdoalah karena ini juga perintah Allah SWT. Semoga Allah SWT Meridhoi dan memberikan yang terbaik," tutur KH Habbil Ghomam.
Soal Salat Jum'at Tidak di Masjid
Terkait imbauan atau anjuran ulil amri atau pemerintah dan beberapa para ulama yang membolehkan tidak salat jum'at di masjid, menurut Kang Ghomam bukanlah sesuatu yang harus diperdebatkan, melainkan dilihat dari seberapa besar tingkat mudharat atau bahayanya bagi kaum muslim setempat.
Dijelaskannya, bahwa Agama Islam itu mudah untuk pengikutnya yang benar-benar memahami ilmunya. Misalnya uzur salat jumat di masjid dalam beberapa dalil telah dijelaskan seperti ada hujan lebat, sakit, dan uzur lainnya. Jadi ini bukanlah sesuatu yang baru, namun sudah ada dalam pandangan ulama-ulama terdahulu.
"Bukankah dalam Alqur'an surat Al-Hajj ayat 78 sudah jelas bahwa Allah SWT tidak menjadikan di dalam agama ini kesulitan untuk kalian," jelas kiai Ghomam.
Bahkan dalam sejarahnya, Nabi juga pernah memerintahkan agar umatnya melaksanakan salat Jum'at di rumah karena adanya uzur, sehingga ajakan azan yang tadinya menyeru untuk salat ke masjid (hayya 'ala sholaah) diganti dengan hayya 'ala sollu fii buyutikum, "salatlah di rumah kalian".
Selain itu, kiai Ghomam juga menerangkan bahwa dalam Alqur'an surat Al-Baqarah ayat 185, dijelaskan, Allah SWT menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Perintah tersebut dicontohkan dalam menjalankan rukun Islam yakni berpuasa.
"Jadi dalam beragama marilah jangan mempersulit sesuatu yang mudah, tapi juga jangan sekali-kali mempermudah agama, semuanya ada ilmunya," pungkasnya.