Minggu ini anak-anak usia sekolah dasar sedang menghadapi ujian tengah semester. Mungkin ada di antara Anda para orangtua yang menjanjikan hadiah jika si kecil mendapat nilai bagus. Tas sekolah bisa menjadi salah satu alternatif yang tepat.
Pada zaman yang serba-stylish ini, tak hanya seragam yang rapi dan bersih yang membuat anak percaya diri pergi ke sekolah, model tas pun ikut diperhitungkan. Umumnya, anak-anak menyukai tas dengan corak, warna, dan gambar yang lucu atau sedang tren. Sebut saja Barbie, Disney, dan Batman.
Boleh saja memilih tas berdasarkan tren atau kesukaan anak. Namun, pertimbangkan aspek keamanan bagi anak. Pilihlah tas sekolah dengan bahan dan besar proporsional, serta ergonomis, dalam arti tidak membuat si kecil merasa nyeri atau kesakitan saat mengenakannya.
Asosiasi Terapi Okupasi Amerika merekomendasikan berat maksimal isi tas anak kurang dari 15 persen berat badan si anak. Sementara untuk remaja, isi tas sebaiknya tak melebihi 15-20 persen dari berat badannya. " Kami sering kali beranggapan bahwa ?makin besar makin baik'. Terkait tas sekolah, anggapan itu salah besar. Makin besar tas anak, makin tinggi risiko mereka mengalami masalah nyeri punggung," ujar Sarah Gibson dari Pusat Chiropractic Queen Anne di Seattle, AS.
Gibson menekankan perlunya orangtua membelikan tas sekolah anak yang nyaman dan ergonomis (tidak terlalu membebani tulang). Sebabnya, kasus nyeri dan patah tulang dapat disebabkan pemilihan tas yang salah. "Lebih dari 50 persen orang dewasa muda pernah mengalami nyeri punggung atau pinggang sedikitnya sekali pada akhir masa remaja mereka," sebutnya.
Saat ini model tas demikian beragam. Untuk tas sekolah anak masih berkutat pada model ransel atau tas punggung, tas selempang, dan tas beroda dengan pegangan tangan. Tas punggung atau backpack sering dianggap sebagai pemicu sakit tulang belakang atau sakit punggung pada anak. Anggapan ini keliru. Tas punggung relatif lebih aman dibanding tas jinjing atau tas dengan satu tali (tas selempang).
Menurut ahli bedah ortopedi dari Rumah Sakit Anak Alfred I Dupont Wilmington dr Richard W Kruse DO, beban pada tas punggung ditahan otot-otot terkuat dari tubuh, yaitu otot punggung dan perut. Dengan demikian, beban akan tersebar merata ke seluruh tubuh. Ini akan mengurangi risiko cedera bahu dan leher.
Persoalan tas anak mungkin terlihat sepele. Padahal, masalah bisa timbul akibat pemakaian tas yang tidak tepat atau beban yang terlalu berat. Dengan alasan "gaya", anak terkadang membawa tas punggung hanya dengan satu bahu sehingga tubuhnya akan condong ke satu sisi untuk menahan beban tas punggungnya pada sisi yang lain. Akibatnya bisa menimbulkan nyeri punggung atas dan bawah serta kelelahan atau pegal-pegal pada bahu dan otot leher.
Beban yang terlalu berat juga bakal mengakibatkan punggung anak tertarik ke belakang sehingga anak cenderung membungkukkan kepala dan badannya ke depan untuk menahan berat yang berasal dari tas punggungnya.
Ini bisa menyebabkan otot-otot leher menegang sehingga membuat anak cepat lelah dan meningkatkan risiko cedera. Anak perempuan bahkan mempunyai risiko lebih besar karena ukuran tubuhnya kecil.
Menurut ahli bedah saraf dari Department of Neurosurgery and Brain and Spine Center Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk, Dr Alfred Sutrisno SpBS, isi tas anak yang terlalu berat dapat mengganggu pertumbuhan dan bantalan tulang. Dia mencontohkan, kasus bantalan tulang pecah biasanya terjadi pada usia 40 tahun ke atas, tapi sekarang anak usia 14 tahun pun bisa mengalaminya.
"Hal itu dapat terjadi kalau anak terlalu sering membawa beban berlebih dalam tasnya, seperti buku-buku yang terlalu banyak dan berat," ujarnya.
Alfred menambahkan, tas punggung memang dibebankan di kedua pundak. Namun, jika terlalu berat bisa menarik otot leher juga. Kalau terjadi terus-menerus, saat usia tua nanti otot leher bisa rusak. Selain itu, posisi duduk yang tidak ergonomis saat anak nonton TV, main komputer, atau PlayStation juga bisa mengakibatkan sakit pada pinggang atau tulang leher.
"Posisi duduk yang ergonomis adalah badan tegap, beban kepala, dan badan pada tulang ekor. Sementara anak pada saat di depan komputer badannya suka merosot atau kepalanya maju ke depan sehingga beban kepala jatuh di depan dan bukannya di leher," paparnya.
Sementara itu, jenis tas selempang dengan tali yang terlalu tipis atau kecil bisa menekan bahu. Akibatnya, anak mengalami kelelahan dan kesemutan pada lengan dan tangannya. Karenanya, jika anak menyukai tas model ini, pilihkan tas selempang dengan tali yang lebar dan memiliki bantalan atau busa sehingga nyaman di bahunya.
Tas beroda dengan jinjingan pegangan untuk tangan mungkin bagus untuk membawa beban yang berat karena bisa ditarik atau diseret. Akan tetapi, kurang praktis saat dibawa naik-turun tangga karena harus diangkat.