Jum'at, 31 Januari 2025

Kebijakan Berorientasi Ekspor Akan Rugikan Negara

Kebijakan Berorientasi Ekspor Akan Rugikan Negara

HUKUM
30 Maret 2009, 00:18 WIB
Cuplik.Com - Negara ini harus keluar dari jebakan strategi ekspor oriented untuk logam timah. Sebab jebakan itu merupakan sebuah strategi yang dilancarkan oleh lembaga-lembaga multilateral dan negara besar untuk memenjarakan negara yang kaya akan sumber daya alam, seperti Indonesia. Tanpa disadari, semua produsen sumber daya alam hanya mendapat royalty sedikit, padahal mereka telah kehilangan keuntungan ekonomi yang luar biasa.

Sejauh ini, Indonesia seolah-olah hanya pantas menjadi produsen bahan baku timah. Bayangkan, per tahun, negara ini mengekspor timah sebesar 90 persen dari total jumlah produksi. Hal itu berbeda dengan China. Berperingkat sebagai produsen timah nomor satu di dunia, Negara tirai bambu itu justru memanfaatkan 90 persen timahnya untuk keperluan dalam negeri. "Strategi ekspor oriented itu tidak lebih dari sebuah jebakan yang diberikan sebuah teori pembangunan ekonomi yang akhirnya memenjarakan negara-negara berkembang seperti Indonesia," ujar Direktur Eksekutif Econit Advisory Group, Henri Saparini di Jakarta, (25/03) lalu.

Menurut Henri, sudah sepatutnya paradigma tentang sumber daya alam diubah. Sebagaimana migas, selama ini timah hanya dijadikan sebagai salah satu komoditas, bukan modal strategis pembangunan. "Perlu diingat, yang memiliki sumber daya alam itu bukan hanya Indonesia," kata Henri. Jadi sudah selayaknya pemerintah tidak cepat terbuai seolah-olah kekayaan Negara ini cukup di dapat dengan cara mengekspor sumber daya alam.

Ya, kita harus berkaca dari China. Negara itu mampu memanfaatkan batu bara sehingga bisa menyediakan energi murah untuk industri dan rumah tangga. Bila pemerintah bisa menempatkan sumber daya alam timah hanya sebagai salah satu komoditas, bukan dijadikan sebagai modal strategis pembangunan, maka hal itu juga akan terjadi pada sumber daya alam yang lain. "Tentu saja ini menjadi tugas yang sangat besar bagi pemerintah," tukas Henri.

Sebagai salah satu negara yang kaya, China tidak pernah mendorong pertumbuhan ekonomi lewat ekspor sumber daya alam. Negara itu memanfaatkan sumber daya alam untuk memproduksi energi semurah-murahnya, sehingga bisa memproduksi barang-barang manufaktur dan mendorong pertumbuhan ekonomi dari ekspor produk jadi. Namun di Indonesia, strategi ekspor oriented seolah-olah tidak boleh diotak-atik. Padahal, hal itu hanya memberikan manfaat yang kecil.

Selain membatasi ekspor, dibutuhkan adanya dukungan kebijakan industri dan perdagangan dari pemerintah. Sebenarnya RUU pengembangan industri atau RUU Industrialisasi sudah disahkan kepada DPR sejak tahun 2005. "Namun hingga hari ini belum dibahas secara serius," terang Henri. Sebab, UU Penanaman Modal sudah disahkan terlebih dahulu. Beleid investasi ini tidak menjelaskan mengenai pembatasan sektor-sektor secara tegas. Dukungan itu diharapkan dapat memunculkan satelit-satelit ekonomi baru.

Untuk beberapa kalangan di Indonesia yang menggunakan paradgma pasar bebas, ini juga menganggap seolah-olah telah merubah tatanan tadi dengan mengurangi ekspor digunakan untuk produksi dalam negeri merupakan suatu yang menakutkan. Menurut mereka tatanan global tidak bisa diubah. Ingat, yang menjadi referensi Indonesia bukanlah tatanan global. Yang menjadi referensi adalah UUD 1945, dalam arti bagaimana konstitusi mengatur ekonomi nasional. "Jadi kita sudah salah kaprah," Mengapa kita jadi harus memikirkan orang lain, bukan memikirkan apa yang bisa kita peroleh sendiri.

Sementara, pakar hukum pertambangan Ryad Chairil menilai Pemerintah masih lemah dalam mengatur industri timah. Dia mengusulkan agar ada kolaborasi antara PT Timah (Persero) dan PT Koba Tin. Namun dia tidak sepakat dengan pendapat yang mengatakan agar PT Koba Tin dideterminasi saat ini. Soalnya, kata Ryad, bagaimanapun juga pemerintah terikat dengan konsep kontrak yang harus dihormati.

Lalu bicara soal royalty. Menurut Ryad, royalty merupakan suatu konsep yang dipaksakan masuk ke Indonesia. Konsep itu sama sekali tidak sesuai dengan ketentuan UUD 1945, yang menganut faham production sharing alias bagi hasil.

Penulis :
Editor :

Tag :

CURHAT RAKYAT

Workshop Gerabah Sitiwinangun Kabupaten Cirebon

Sitiwinangun adalah nama sebuah Desa yang terletak di Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon. Desa ini sudah lama dikenal sebagai pusat kerajinan gerabah terbesar dan masih bertahan di wilayah Kabupaten Cirebon. Dapat dikatakan kerajinan gerabah Sitiwi

Rilis Lagu Terbaru, Miss Merry Riana Ungkap Fakta

Fakta mengejutkan terungkap dari Miss Merry Riana. Siapa sangka Entrepreneur, Investor dan Content Creator ini menyanyikan sebuah lagu rohani? Berawal di akhir bulan Januari 2023, pada saat itu Produser Impact Music Indonesia, Alberd Tanoni meminta Ms

Kemenparekraf Gandeng Merry Riana Group Tingkatkan

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) kembali menjalin kerja sama dengan Merry Riana Group dalam upaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) ekonomi kreatif. Kolaborasi ini bermula dari kunjungan Menteri Pariwisata dan E

TERBARU LAINNYA

IKLAN BARIS

Hadir FRENDOT jasa pembuatan stiker, kalender, plakat, cetak ID card dan banyak lainnya lokasi depan RS MM Indramayu
Bakso Goyang Lidah depan Gardu Induk Singajaya, menggoda selera. Kualitas Daging Sapi terjamin.
Ruqyah Islami wilayah Indramayu dan sekitarnya, Hub Ustadz ARI wa 0877-2411-1128
Jasa Foto / Video Wedding dan Prewedding, Live Streaming Indramayu dan sekitarnya, Harga Terjangkau Kualitas Cemerlang. Cuplik Production WA 081312829503
layanan terapi hati ,kesembuhan luka batin,fobia,anxiety ,cemas, hidup sial,tak bahagia ,rezeki seret,psikomatik dan semua yang urusan pikiran ,bisa konsultasi wa 0813 5227 9928 /bang rudy insyaalllah