Para peneliti dari Liquis Crystal Institute di Kent State University dapat memberikan jawaban ilmiah atas pertanyaan ini. Dengan menggunakan video camera berkecepatan tinggi, para peneliti merekam orang yang berjalan pada lantai yang basah.
Kemudian mereka memperhitungkan bahwa sepatu menjentikkan sejumlah air setelah berjalan sejauh 20 kilometer di jalanan yang basah. Nah, oleh para peneliti tersebut disimpulkan kalau efek basah ini akan berkurang jika orang tersebut berjalan perlahan. Demikian yang dilansir New Scientist, Senin (30/3/2009).
Peneliti pun menambahkan solusi bagi masalah ini adalah sepatu dengan desain seperti ban mobil pada telapak bawahnya. Desain seperti ini akan membantu mengalirkan air sebelum terciprat ke atas.