Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Prakerja Denni Puspa Purbasari (Cuplik.com/ Ade Lukman)
Cuplikcom -Jakarta - Sebanyak 4.000 rekening Bank Negara Indonesia (BNI) milik peserta prakerja tidak bisa menerima insentif Rp 600 ribu dari program kartu prakerja.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Prakerja Denni Puspa Purbasari mengatakan, 4.000 rekening milik peserta, yang normor induk kependudukan (NIK) yang ada di dalam rekening tidak sama dengan NIK yang didaftarakan di program situs secara resmi di prakerja.go.id
"Kami menemukan ada 4.000 rekening BNI, yang NIK-nya beda dengan NIK-nya yang didaftarkann di Prakerja," kata Denni dalam live instagram @prakerja.go.id, Selasa (19/5/2020).
Saat ini Manajemen Pelaksana (PMO), belum bisa memberikan solusi kepada peserta yang saat ini salah menautkan e-walletnya.
"Dalam jangka pendek belum bisa diakomodasi secara sistem, untuk ganti rekening e-wallet dan nomer telepon. Karena dua data ini bisa terjadi fraud [penipuan] dan orang tidak akan menukar-nukar data. Itu yang dikhawatirkan," kata Denni.
"Tapi kita akan memikirkan mekanisme yang sifatnya manual, lewat surat pernyataan, dan sebagainya. Hanya saja bunyinya surat pernyataan seperti apa, kemudian dikirim kepada siapa, masih akan dipikirkan," jelas Denni.
Oleh karena itu, Denni menghimbau kepada peserta yang sudah keterima menjadi peserta prakerja, dan belum menautkan data e-wallet atau rekeningnya, pastikan agar NIKnya sama dengan NIK yang didaftarkan di program prakerja.
Informasi nomer telepon genggan (HP) pun, kata Denni sangat penting untuk para peserta, karena semua informasi akan dikirimkan melalui pesan singkat yang dikirimkan dari PMO. Sehingga Denni menghimbau agar peserta prakerja juga tidak salah dalam memasukkan informasi nomer HPnya.
Pasalnya kata Denni, saat ini pihaknya belum memiliki fitur untuk mengubah data, termasuk data rekening peserta dan nomer HP.
"Karena kita ingin memastikan bahwa penerima dari insentif ini adalah benar-benar peserta yang mendaftar, bukan orang lain," tegasnya.