Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar Saat Menyampaikan Realisasi Penyaluran BLT Dana Desa (Cuplik.com/ Ade Lukman)
Cuplikcom - Jakarta - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menyatakan per 28 Mei 2020 BLT Dana Desa yang sudah disalurkan senilai Rp 3,24 triliun untuk 5,4 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Dari 5,4 juta juta KPM, sebanyak 1,15 juta keluarga yang kehilangan mata pencariannya dan 232 ribu keluarga yang anggotanya menderita penyakit kronis menahun.
Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar menegaskan karateristik penerima BLT adalah mereka yang harusnya menerima tapi belum terdata, keluarga yang kehilangan mata pencarian dan keluarga yang anggotanya menderita penyakit kronis menahun.
"Ini yang bersumber dari BLT Dana Desa, dan dengan jaring pengamanan sosial lain saling mengisi karena asumsi awal 12 juta ternyata tidak sampai maksimal. Artinya berbagai hal terkait jaring pengaman sosial sudah berjalan sesuai rencana," ujarnya.
Ia mengatakan penggunaan BLT Dana Desa tidak lebih dari 65% dari pagu maksimal, sehingga sehingga target penerima tidak lagi 12 juta KPM, tetapi 8 juta KPM berdasarkan kondisi lapangan per hari ini. Sementara angka 12 juta KPM sebelumnya merupakan angka simulasi.
"Relatif masyarakat juga sudah tercover dengan jaring pengaman sosial," kata Abdul Halim saat media briefing yang digelar secara virtual, pada Jumat (29/05/2020).
Abdul Halim menyebut, sudah ada 50.939 desa yang menyalurkan BLT, atau 68% dari 74.943 desa yang akan mendapatkan bantuan. Kemudian, sudah 122 kabupaten/kota yang penyalurannya mencapai 100%, sementara masih ada 145 kabupaten/kota yang penyalurannya baru 70%, 89 kabupaten/kota yang baru 52%, dan masih ada 26 kabupaten/kota yang penyalurannya masih 0 atau belum sama sekali.
"Langkah yang diambil, mereka yang di bawah 100% kami kirimi surat lagi. Untuk bupati yang di bawah 100% kami minta agar Rabu agar itu sudah 100% semua," ujarnya.
Sementara bagi yang penyalurannya baru sampai 50-74% dan 1-49%, Kemendes PDTT akan menargetan pekan depan harus selesai sehingga penyaluran tahap I bisa selesai.
Abdul Halim menambahkan, untuk yang 0%, Mendes menyebutkan sebagian besar ada di Papua dan masih belum bisa dipastikan apakah BLT belum tersalurkan, karena kendala komunikasi dan transportasi.