Komunitas Gerakan Pakai Masker Membagikan Masker Gratis Untuk Para Pedagang Pasar Tradisional (Cuplik.com/ Ade Lukman)
Cuplikcom-Jakarta-Ketua Gerakan Pakai Masker (GPM) Sigit Pranomo telah melakukan kampanye publik pakai masker di 9.200 pasar tradisional di Indonesia yang di dalamnya ada lebih dari 7 juta pedagang, belum termasuk pembelinya.
"Seperti diketahui, pasar tradisional adalah urat nadi perekonomian negeri kita. Pada umumnya mereka belum banyak terjamah oleh gerakan bantuan sosial dan pembagian masker gratis yang sudah dilakukan beberapa pihak selama ini. Banyak gerakan yang menggunakan platform digital, sehingga masker hanya beredar di kelompok yang akrab dengan penggunaan aplikasi digital. GPM bermaksud untuk membantu kelompok masyarakat yang masih membutuhkan sosialisasi pemakaian masker yang benar," kata Sigit Pramono, di Jakarta, dalam keterangannya kepada Cuplik.com, Rabu (8/7/2020).
Sigit menambahkan setelah pasar tradisional, GPM akan melakukan kerja sama dengan pesantren di seluruh Indonesia untuk melakukan sosialiasi pemakaian masker. Selanjutnya akan disasar target per kelompok masyarakat tertentu seperti misalnya, perguruan tinggi, sekolah, kaum perempuan, kaum profesional kelompok perbankan, kaum milenial, pelaku seni budaya, dan lain-lainya.
Sebelumnya, penyuluhan untuk Penyuluh Pedagang Pasar angkatan I telah dilakukan pada 24 Juni 2020 yang mencakup 237 pasar se-Jabodetabek. Sedangkan Penyuluhan untuk Penyuluh Angkatan ke II meliputi 1.749 pasar rakyat di provinsi Jabar dan Banten (di luar Bodetabek yang sudah masuk angkatan I), Provinsi Jateng, dan DIY.
"70% kegiatan GPM adalah kampanye publik penggunaan masker. 30% membantu mengumpulkan dan menyalurkan masker kepada yang membutuhkan. Itupun kita akan bekerja sama dengan pihak-pihak yang sudah melakukan hal itu seperti BenihBaik.com, Gemas, PeduliSehat dll," tutur Sigit.
Lebih lanjut Sigit mengajak kerjasama, kolaborasi, koordinasi, dan co-branding para pihak yang sudah melakukan kegiatan sejenis.
"Jadi ini pekerjaan besar yang harus dilakukan secara bersama-sama dan gotong royong serta keroyokan, ujar Sigit.
“Untuk menangani persoalan masker ini, ibaratnya diperlukan nafas panjang selayaknya pelari marathon. Mengingat keadaan ini akan terus berlangsung hingga vaksin untuk mengatasi covid-19 ini ditemukan dan sampai ke tangan masyarakat yang diperkirakan sampai pada akhir tahun 2021," pungkasnya.