Barang Bukti Peralatan Fotografer milik tersangka FAC yang disita polisi (Riko Indrianto/Cuplikcom)
Cuplikcom-Jakarta- Pelaku predator 305 anak, FAC ternyata bukanlah fotografer, meski memiliki kemampuan foto. Di negaranya, lansia ini menganggur.
"Data dari Imigrasi, tersangka berulang kali masuk. Februari 2015, yang bersangkutan sebagai turis. Selama tiga bulan terakhir, sejak masa pandemi Corona (COVID-19), yang bersangkutan berada di Indonesia berpindah-pindah, selalu berpindah-pindah di tiga hotel tersebut," kata Nana dalam keterangan kepada wartawan di Jakarta, Kamis (9/7/2020).
Nana menuturkan selain diberi janji jadi fotomodel, FAC juga memberi imbalan uang sebesar Rp 250 ribu hingga Rp 1 juta kepada korbannya. Sebelum disetubuhi, korban yang seakan hendak difoto bak model sungguhan didandani terlebih dahulu.
"Para korban ini merupakan anak jalanan perempuan yang kemudian mereka dibujuk dengan memberikan sesuatu imbalan uang. Mereka didandani makeup sehingga terlihat menarik. Kemudian mereka akan dijadikan fotomodel dan mereka akan disetubuhi," terang Nana.
Nana menyebut para korban mau diajak ke hotel oleh FAC lantaran berharap masa depannya lebih baik dengan menjadi fotomodel. Mereka pun menaruh percaya lantaran FAC 'menyulap' kamar hotelnya menjadi studio foto.
"Dia juga memanfaatkan anak yang telah disetubuhi untuk membawa anak-anak lain. Mereka diiming-imingi akan menjadi fotomodel di kamar. Anak tersebut difoto telanjang, kemudian disetubuhi oleh tersangka," terang Nana.
Nana menjelaskan FAC tak hanya mencabuli, namun juga merekam adegan persetubuhannya dengan para korban. Korban tak menyadari lantaran FAC merekam diam-diam dengan kamera tersembunyi yang telah dia pasang di sisi kamar hotel.
"Dia menyiapkan betul, memasang video. Dalam melakukan aksinya, tersangka juga menyembunyikan kamera tersembunyi," sebut Nana.