SE Ketum DPN Benteng Jokowi Jak TW Tumewan (Cuplik.Com/M.RIKO INDRIANTO)
Cuplikcom - Jakarta - Politikus PDI-Perjuangan Adian Napitupulu terus menyerang Subyektifitas Erick Thohir Menteri BUMN, apalagi dilakukan secara frontal dan terbuka, dan membawa- bawa nama Presiden Jokowi dalam penentuan usulan nama - nama Calon Komisaris dan direksi BUMN.
Hal tersebut diungkapkan SE Ketum Dewan Pimpinan Nasional Benteng Jokowi (BeJo) Jak TW Tumewan yang mengatakan Adian Napitupulu harus ingat dan harus paham yang berjuang untuk memenangkan Jokowi- Amin bukan Adian Napitupulu sendiri banyak elemen masyarakat yang ikut berjuang tanpa batas yang juga ribuan relawan dan ratusan independen yang tanpa pamrih ingat Adian Napitupulu bukan kamu sendiri yang mendukung kemenangan Jokowi -Amin Periode ke 2.
"Enak saja minta jatah Komisaris atau direksi BUMN yang sebanyak - banyak nya begitu nama - nama tidak masuk ke Kursi BUMN menyerang dan lebih rendah nya ngememg di bawah ketiak Jokowi, ingat Usul Boleh, Tapi Memaksakan Kehendak itu Jangan," kata Jak dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (25/7/2020).
Dia menyebut Tidak Etis seorang AN hanya karena dekat dengan Jokowi lalu nyerang Hutang BUMN dengan bungkusan hutang.
"lah semua juga tau itu hutang sebelum Erick Thohir masuk di BUMN bukan di era Erick Thohir kan , "ucapnya.
Menurut Jak, AN harus tau diri, disaat Indonesia lagi menghadapi resesi dan Pemulihan Ekonomi Nasional serta Penanganan Pandemi COVID 19 mereka semua berjibaku untuk menanggulangi dan untuk bertahan Ekonomi Nasional.
Sepertui diketahui, Proses seleksi 6.200 direksi dan komisaris BUMN dinilai salah kaprah oleh Politisi PDI-P Adian Napitupulu karena tak dibuka secara transparan, Menurut dia, seleksi petinggi BUMN harus terbuka untuk publik.
Dia menyatakan Perusahaan negara harus dikelola secara transparan karena menyangkut uang rakyat di dalamnya. Termasuk keterbukaan dalam rekrutmen direksi dan komisaris BUMN.
"Ada talent pool tapi rakyat tidak tahu siapa orang nya, bagaimana kerjanya dan kenapa masyarakat umum tidak bisa ikut melamar secara terbuka? Apa yang di tutupi? Apa yang dirahasiakan? Apa yang disembunyikan? Kenapa harus tertutup jika bisa terbuka," ucap Adian dalam keterangannya, Minggu (26/7/2020).
"BUMN itu bukan Badan Intelijen Negara (BIN) selayaknya CIA atau M16 yang proses rekrutmennya dirahasiakan. Berhentilah bermain main seolah BUMN itu film mission impossible," jelas Adian.
Dia tak mempersoalkan siapa saja yang dipilih menjadi petinggi di perusahaan pelat merah, meskipun kandidatnya berasal dari partai politik atau relawan Pilpres. Asalkan, kata dia, proses seleksinya bisa diketahui publik.
"Rakyat berhak tahu, relawan pendukung Jokowi juga perlu tahu, bahkan mungkin partai pendukung Jokowi juga perlu tahu berapa orang dari 6.200 orang itu yang tidak setuju dengan ide dan tujuan Jokowi, membenci Jokowi tapi menikmati buah keringat mereka yang jungkir balik memenangkan Jokowi," tandasnya.