Alasannya, seperti yang dikemukakan hasil studi terbaru bahwa kita lebih banyak menggunakan penggerak ketangkasan.
Menurut Alan Walker dari Penn University, manusia kalah kuat dibandingkan dengan simpanse karena sistem pengatur kegelisahan kita lebih banyak mengontrol otot.
Kontrol penggerak tubuh mencegah manusia melakukan sesuatu dengan kekuatan penuh, namun memungkinkan melakukan pekerjaan dengan halus dan unik, demikian keterangan Walker dalam Journal Current Anthropology yang dikuti Reuters, Selasa (31/3/2009).
Hipotesis Walker ini senada dengan penemuan ahli primatologi Ann MacLarnon, yang menyebutkan hubungan terhadap massa tubuh. Berat otak kecerdasan simpanse lebih ringan pada bagian spinal cord jika dibanding dengan manusia. Spinal pada otak kecerdasan tersebut banyak berisi syaraf pengerak yang menghubungkan serat otot dengan pergerakan otot.
Sementara itu, simpanse tidak memiliki ketangkasan penggerak yang baik. Faktanya, studi terpisah Januari lalu membenarkan adanya hubungan dengan daerah otak baru yang berkembang pada manusia dan primata lain.
Lebih besar massa kecerdasan otak, berarti lebih banyak mengandung syaraf penggerak. Sebaliknya, lebih banyak syaraf penggerak menghasilkan lebih banyak pengatur otot, pungkas Walker.