Jum'at, 10 Januari 2025
Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari The Behrend College mengungkapkan, ketika semut berjalan mencari remah-remah, mereka tidak berbaris pada pola yang teratur melainkan mengacak jalur yang sulit diprediksi.
Ini bukan sekedar hal mengenai semut melawan kecerdasan manusia, secara mata tertutup kita mengetahui hal ini masuk akal pada prakteknya, maupun secara hitungan matematika.
"Keindahan hitungan matematika dalam cara berjalan secara acak adalah ketika pada akhirnya, setelah berjalan cukup jauh seseorang akan selalu kembali pada titik awal dimulainya perjalanan," ujar pemimpin penelitian, William Baxter yang dikutip Live Science, Selasa (31/3/2009).
Dalam pengujian ini, Baxter memanfaatkan lingkungan buatan dengan seekor semut di dalamnya. Pada lingkungan buatan, dibuatkan jalur tunggal tempat semut tersebut berjalan, sehingga akan terlihat bagaimana semut tersebut memutuskan jalan mana yang terdapat makanan, zat kimia atau rintangan. Sebagai pembanding dia pun meneliti semut liar yang mencari makanan di alam terbuka.
Semut tersebut kemudian berjalan pada koloni jalur yang terdapat makanan, lalu Baxter dan timnya mengambil makanan tersebut.
Ternyata semut tersebut mencari pola berjalan silang menyilang pada jalur sebelumnya dan sama sekali tak menyelisik kembali langkah mereka. Memang terkadang mereka berjalan teratur dalam beberapa milimeter, namun sangat jarang.
Semut dikenal memiliki cara uniknya sendiri dalam berkomunikasi. Biasanya mereka melakukan komunikasi secara kimiawi dan meninggalkan jejak bagi teman-temannya. Maka tak heran, untuk menemukan makanan, mereka memanfaatkan dua pasang antena di kepalanya.
