Yoga Rahadiansyah, Ketua KNPI Indramayu (Cuplikcom/ist)
Cuplikcom - Indramayu - Ketua KNPI Indramayu, Yoga Rahadiansyah menyoroti terkait peran kaum millenial pada hajat politik di Kabupaten Indramayu 2020. Menurutnya, ada selitar 40 persen lebih pemuda sebagai pemilih dalam Pilkada, namun perannya hanya sedikit saja yang respek terhadap Pilkada.
"Kaum pemuda ini jumlahnya mencapai 40 persen dari jumlah pemilih, bahkan dari hasil coklit KPU di tahun 2020 ini jumlahnya bertambah," ungkap Yoga dalam acara Teras IWO yang digelar Ikatan Wartawan Online (IWO) Indramayu, Sabtu (29/8/2020).
Yoga memaparkan, KNPI Indramayu yang menaungi sekitar 58 OKP termasuk Organisasi Mahasiswa di daerah, dan komunitas-komunitas. Menurutnya, terutama komunitas kaum milenial, sebagian besar masih apatis dalam sektor politik, dianggapnya politik itu berat, politik itu kotor, sehingga perlu mengubah mindset kaum milenial dalam pemberdayaan melalui diskusi-diskusi dan memberi pemahaman politik.
"Edukasi ini penting, tinggal pendekatannya yang perlu dibedakan. Yang penting materinya bisa diterima, jangan yang berat-berat lah ngomongin politik ini," jelas Yoga.
Edukasi yang baik ini juga, kata Yoga, memberikan pendidikan kepada masyarakat secara umum, dalam hal pengetahuan politik.
"Kalau pemudanya apatis, maka harapannya sama dengan menyandarkan ke orang lain," paparnya.
Yoga mencontohkan, di politik bukan hanya mendapatkan keuntungan yang konkrit, sehingga berbeda dengan di bidang wirausaha. Sehingga mengakomodir kelompok berdasarkan segmen bisa terangkum sesuai dengan kepentingannya.
"Pemuda bukan hanya sebagai agent of change, namun menjadi leader of change. Ide-ide pemuda ini perlu didorong, bukan hanya orang perorang, sehingga perlu didukung oleh kelompok atau melalui wadah kepemudaan, agar aspirasinya itu bisa didengar atau direalisasikan oleh pemerintah dalam pemberdayaan program-programnya," kata Yoga.
KNPI Indramayu juga mendorong, siapapun pemimpin Indramayu ke depan harus ada staff khusus dari kaum millenial, dan bukan hanya dari kalangan PNS saja namun juga non PNS.
"Persoalan pemuda ini bukan hanya ada di Dinas Kepemudaan dan Olahraga saja, namun lebih mencakup hal yang lebih besar, sehingga harus didampingi oleh kaum millenial di lingkungan pemerintahan yang akan datang," usulnya.
Sementara, komunitas milenial dari Kanda.id Mugni Fadil Romdhoni mengiyakan bahwa kaum milenial masih banyak yang apatis di dunia politik. Sebab, konten yang dibuat para pihak di sektor politik tidak begitu mengena untuk kaum milenial.
"Jadi kontennya dari dulu sampai sekarang itu-itu aja. Sehingga bikin boring kaum milenial," tandasnya.