PKS menyambut positif seruan Ketua Dewan Syuro PKB KH Abdurrahman Wahid agar pendukungnya berkoalisi dengan parpol lain di daerah, salah satunya PKS.
"PKS dalam hal ini mengambil posisi pasif. Karena ini terkait dengan dinamika politik di NU dan parpol NU (PKB). Karenanya PKS tidak ingin mengambil langkah politik yang memperuncing konflik di tubuh PKB," jelas Ketua Fraksi PKS, Mahfudz Shiddiq, kepada INILAH.COM, Jakarta, Senin (19/1) pagi.
Mahfudz menambahkan, karena PKS dalam posisi pasif, maka PKS tidak pro aktif dengan mendatangi mantan Ketua PB NU itu untuk meminta dukungan. Kalau pun PKS berkunjung, itu hanya bersifat silaturrahmi.
"Kalau mereka (PKB Gus Dur) memang tertarik dengan PKS Ahlan Wa Sahlan (Selamat Datang). Jika tidak tertarik dengan PKS tidak ada masalah. Kita serahkan sepenuhnya kepada PKB Gus Dur. Karena pengikut Gus Dur punya preferensi politik sendiri terkait parpol mana yang akan dipilih," imbuhnya.
Meski begitu, lanjut dia, PKS terbuka bekerjasama dengan parpol manapun selain PKB. Kehadiran warga nahdliyin di PKS, tambah dia, juga ikut mewarnai organisasi PKS. Apalagi, banyak tokoh NU di partai lambang padi dengan diapit dua bulan sabit ini.
"Untuk kemaslahatan daerah-daerah PKS siap bekerja sama untuk dengan PKB Gus Dur dalam pencalonan tingkat II dan I," ujarnya.
Dalam keterangan persnya Minggu, 18 Januari di PBNU setelah caleg PKB versinya ditolak KPU Pusat melalui KPUD Sumsel, Gus Dur menyerukan para pendukungnya di daerah untuk berkoalisi dengan parpol manapun. Koalisi tersebut, katanya hanya bersifat lokal, bukan nasional.
"Sejumlah dearah diperkenankan adanya koalisi lokal melibatkan PPP, Gerindra, PDIP dan PKS," kata Gus Dur.