"Sekarang bisa memperoleh omset penjualan Rp1 juta sehari saja sudah bagus, padahal sebelumnya bisa Rp2 - Rp3 juta. Kami berharap liburan nanti kembali ramai," kata Hajah Robiah, perajin tenun songket di Lombok Tengah, Kamis.
Saat menerima rombongan "fam trip" Garuda Indonesia dari Bali di tempat usahanya di Sukarare, Lombok Tengah, diakui bahwa harga aneka jenis tenun ikat maupun songket cukup mahal, misalnya taplak meja besar Rp200 ribu, sarung Rp250 ribu, penutup tempat tidur ukuran sedang Rp600 ribu.
"Mungkin dalam situasi krisis ini wisatawan banyak berhemat. Jarang yang memberi produk dengan harga tinggi. Paling beli yang murah-murah seperti kopiah Rp20 ribu dan taplak kecil Rp50 ribu per lembar," katanya.
Robiah berharap saat liburan sekolah nanti akan banyak wisatawan domestik maupun asing yang datang dan belanjanya lebih besar lagi dibadingkan sekarang.
Meski tamu sepi dan omset penjualan merosot, namun di lokasi tersebut sedikitnya masih ada sekitar 50 perajin tenun dan produk lainnya.
GM Garuda Indonesia Denpasar Bagus Y Siregar, berharap dengan dibukanya jalur penerbangan Garuda, Denpasar-Mataram, akan mampu mendongkrak kunjungan wisatawan untuk kedua daerah.
"Kami harapkan terjadinya lonjakan wisatawan dari Lombok ke Bali atau sebaliknya," ucapnya.
Penerbangan Denpasar-Mataram menerapkan tarif promo Rp245 ribu hingga 14 April, dan selanjutnya minimal Rp300 ribu per orang sesuai kondisi pasar penumpang.